Advertisement
Awan Panas dan Ratusan Guguran Lava Ubah Morfologi Kubah Barat Daya Gunung Merapi
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat sejumlah aktivitas Gunung Merapi selama sepekan. Salah satu yang kentara ialah aktivitas perubahan morfologi kubah daya akibat awan panas dan guguran lava.
Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan dari hasil analisis kubah lava dari stasiun kamera Deles 5, Tunggularum, Ngepos dan Babadan 2 yang memuat adanya perubahan morfologi kubah Gunung Merapi. Perubahan tersebut terjadi pada morfologi kubah barat daya.
Advertisement
"Morfologi kubah barat daya teramati danya perubahan akibat adanya aktivitas awan panas guguran dan guguran lava," terang Agus dikonfirmasi pada Minggu (4/2/2024).
Berbeda dengan kubah barat daya yang mengalami perubahan, morfologi kubah tengah Gunung Merapi disebutkan Agus relatif tetap.
"Berdasarkan analisis foto udara tanggal 10 Januari 2024, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.663.300 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.358.400 meter kubik," tandasnya.
BACA JUGA: Aktivitas Merapi Masih Tinggi, Sepekan Luncurkan 143 Guguran Lava
Berdasarkan catatan Agus pada pekan lalu memang terjadi serentetan awan panas guguran di Gunung Merapi. Tercatat sebanyak 10 kali awan panas guguran terjadi mengarah ke barat daya hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 2.400 meter.
Selain itu ratusan guguran lava juga sempat terpantau terjadi pekan lalu. Dua aspek ini, awan panas dan guguran lava yang ditenggarai menjadi penyebab berubahnya morfologi kubah barat daya.
"Guguran Lava teramati 143 kali ke arah selatan dan barat daya. Meliputi tiga kali ke hulu Kali Boyong sejauh maksimal 1.000 meter dan 140 kalu ke hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.700 meter," jelasnya.
Merujuk sejumlah aktivitas vulkanik di Gunung Merapi yang masih cukup tinggi yakni berupa erupsi efusif, maka status aktivitas Gunung Merapi ditetapkan dalam tingkat Siaga. Agus merekomendasikan masyarakat agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya.
"Pemkab Sleman, Magelang, Boyolali dan Klaten agar melakukan upaya-upaya mitigasi dalam menghadapi ancaman bahaya erupsi Gunung Merapi yang terjadi saat ini. Seperti peningkatan kapasitas masyarakat dan penyiapan sarana prasarana evakuasi," tegasnya
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Gangguan Kesehatan Mental Kerap Dialami Anak Muda, Kebanyakan Masalah Bermula dari Rumah
- Soal Pengelolaan Sampah, DPRD Beri Usulan Ini untuk Pemkot Jogja
- Puncak Peringatan HKB, Kesadaran Kolektif Masyarakat terhadap Bencana Harus Dibangun
- Jadwal KRL Jogja-Solo Senin 29 April 2024, Berangkat dari Stasiun Tugu dan Lempuyangan
- Jadwal Kereta Bandara YIA Senin 29 April 2024, Harga Tiket Rp20 Ribu
Advertisement
Advertisement