Advertisement

DPP Gunungkidul Mencatat Produksi 466,5 Ton GKG

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 28 Februari 2024 - 22:47 WIB
Mediani Dyah Natalia
DPP Gunungkidul Mencatat Produksi 466,5 Ton GKG Ilustrasi panen padi - ist - ngawikab.go.id

Advertisement

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul mencatat data produksi gabah kering giling (GKG) yang masih mungkin bertambah sampai saat ini mencapai 466,5 ton.

Sekretaris DPP Gunungkidul, Rahajo Yuwono mengatakan data produktivitas padi yang sampai saat ini pihaknya catat mencapai 466,5 ton gabah kering giling (GKG). Jumlah tersebut berasal dari 77 hektare lahan yang telah dipanen yang telah dipanen sejak pekan ketiga bulan Februari 2024. “Panen yang belum tercatat juga banyak. Tentunya panen terus berlangsung dan data-data belum dilaporkan,” kata Raharjo dihubungi, Rabu (28/2/2024).

Advertisement

Beberapa wilayah yang belum melaporkan hasil panen antara lain Kapanewon Panggang, Semin dan Purwosari.

Sementara itu, Ketua Kelompok Tani Makmur, Sugiyo mengatakan total luas lahan sawah yang dipanen tepatnya di Bulak Sangkrah dan Telogo Mulyo di Padukuhan Karangtengah I, Karangtengah, Wonosari mencapai 10 hektare. Dari luasanya tersebut, pihkanya dapat menghasilkan 8,704 ton per hektare gabah kering panen atau 7,038 ton per hektar GKG. Panen yang dia lakukan dapat membawa keuntungan karena harga beras yang relatif tinggi. “Jenis varietas padi yang digunakan antara lain PP, Cakra Buana, Ciherang dan Madu," kata Sugiyo.

Baca Juga

Gunungkidul Mulai Panen Raya Padi

Sedikit Angin Segar di Tengah Mahalnya Beras, Panenan Petani Ponjong Tembus 6,8 Ton

Alokasi Pupuk Bersubsidi di Gunungkidul 2024 Capai 20.460 Ton

Lebih jauh, dia mengaku masih ada akses jalan usaha tani belum bisa dilalui kendaraan atau traktor di Karangtengah I. Sebab itu, dia meminta bantuan kepada Pemerintah Kabupaten agar ada pengadaan program JUT.

Di lain pihak, Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan mundurnya masa panen di sejumlah wilayah di Gunungkidul disebabkan oleh telatnya musim tanam. Hal tersebut berdampak juga pada tingginya harga beras. “Sejumlah wilayah di Gunungkidul menurut data dari Dinas Pertanian sudah mulai panen, harapan kita nanti masyarakat khususnya petani tidak terpengaruh dengan naiknya harga beras,” kata Sunaryanta.

Kepala Dinas Perdagangan (Disdag) Gunungkidul, Kelik Yuniantoro mengatakan harga beras tidak mengalami penurunan sejak November 2023. Dia mengaku kenaikan harga beras disebabkan kebutuhan masyarakat yang selalu meningkat.

Kebutuhan masyarakat akan bahan pokok yang meningkat, kata dia membuat Bulog menaikan jumlah tonase beras yang didistribusikan pada pekan lalu dari yang semula 9 ton menjadi 10 ton di Pasar Argosari, Nglipar, dan Semin.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Tetangga Sebut Polisi yang Ditemukan Tewas dengan Luka Tembak Adalah Orang baik dan Suka Bergaul

News
| Sabtu, 27 April 2024, 14:17 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement