Advertisement
Cegah Radang Otak, Vaksinasi JE di DIY Dimulai September Mendatang
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Dinas Kesehatan (Dinkes) DIY akan memulai program vaksinasi Japanese Encephalitis (JE) guna mencegah radang otak akibat infeksi virus (ensefalitis virus) di wilayahnya pada September mendatang.
Kepala Dinkes DIY Pembajun Setyaningastutie menjelaskan, vaksinasi itu nantinya akan menyasar anak usia sembilan bulan sampai 15 tahun. Program ini sangat penting karena penyakit itu merupakan masalah utama kesehatan masyarakat di Asia termasuk di Indonesia.
Advertisement
"Vaksinasi ini sangat penting karena di Indonesia tahun 2024 yang diberi kesempatan JE hanya DIY. Sebelumnya sudah dua provinsi yakni DKI sama Kalbar," jelas Pembajun, Minggu (25/8/2024).
Adapun anak-anak yang disasar dalam program itu nantinya ada sebanyak 600.000 anak. Pihaknya juga berencana untuk memperluas jangkauan vaksinasi dengan menyertakan anak dari luar wilayah setempat.
"Kami sepertinya juga membuka kesempatan, bagi KTP luar ketika tinggal di DIY," ujarnya.
Menurut Pembajun, kasus JE memang belum ditemukan di wilayahnya. Hanya saja tentu harus diantisipasi lantaran dampak penyakit itu sangat signifikan.
BACA JUGA: Ada 13 Kasus Suspek Virus Peradangan Otak di DIY, Dinkes Jogja Siapkan Vaksinasi
"Kalau otak sudah kena itu tidak bisa mengobati lagi, otomatis kalau sudah disabilitas dia akan menjadi beban seumur hidup bagi dirinya, itu yang tidak kami inginkan," ungkapnya.
Nantinya diharapkankan anak-anak yang masuk sasaran bisa divaksin sebanyak 95 persen. Pihaknya akan melibatkan Puskesmas dan Fasyankes lainnya untuk menyukseskan program ini.
"Yang jelas Puskesmas dan Posyandu kami harapkan bisa menyelenggarakan karena gratis. Hanya dua bulan yakni September-Oktober. Nanti di data dari Puskesmas," pungkasnya.
Diketahui di Indonesia, kasus konfirmasi JE dalam periode tahun 2014 sampai dengan per Juli 2023 dilaporkan sejumlah 145 kasus dimana 30 kasus diantaranya berada di Provinsi Kalimantan Barat.
Case Fatality Rate (CFR) penyakit ini mencapai 20-30% dan 30% – 50% dari penderita yang bertahan hidup akan mengalami gejala sisa seperti lumpuh atau kejang, perubahan perilaku, hingga kecacatan berat. JE mengakibatkan masalah kesehatan yang serius, tapi dapat dicegah dengan pemberian imunisasi.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkab Bantul Klaim 160 Orang Keracunan Usai Santap Nasi Box di Kantor Kalurahan Patalan
- KA Bandara Raih Penghargaan The Best People Development
- Proyek JJLS Kelok 23 Mencapai 50 Persen, Jalan Berkelok dan Perbukitan Jadi Tantangan
- KPU Sleman Ganti Anggota PPK Kalasan, Begini Alasannya
- PSS Sleman vs Borneo FC: Ini Line Up Pemain, Hokky Caraka Cadangan
Advertisement
Advertisement