Advertisement

Dalam Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan 9 Kali Awan Panas Guguran

Catur Dwi Janati
Minggu, 22 September 2024 - 11:17 WIB
Ujang Hasanudin
Dalam Sepekan, Gunung Merapi Keluarkan 9 Kali Awan Panas Guguran Foto pengamatan visual BPPTKG menunjukkan guguran awan panas di Gunung Merapi, Kamis (25/1/2024). - ist - BPPTKG

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN -- Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) mencatat intensitas awan panas guguran (APG) masih terjadi dan cukup tinggi dalam sebulan terakhir. 

Kepala BPPTKG, Agus Budi Santoso mengungkapkan sejumlah awan panas guguran juga terjadi dalam kurun waktu sepekan. Dari periode 13-19 September, BPPTKG mencatat sembilan kali awan panas guguran terjadi di Gunung Merapi. 

Advertisement

"Pada pekan ini terjadi sembilan kali awan panas guguran ke arah barat daya atau hulu Kali Bebeng dengan jarak luncur maksimal 1.300 meter," terang Agus dikonfirmasi pada Minggu (22/9/2024).

Agus menerangkan terjadinya sejumlah awan panas guguran pada pekan lalu tak terlepas dari fluktuasi aktivitas Gunung Merapi. Dia juga tak menampik intensitas kejadian APG terbilang cukup tinggi dalam rentang waktu sebulan terakhir. 

"Untuk beberapa kali APG yang terjadi kemarin masih dalam fluktuasi aktivitas erupsi merapi. Memang dalam intensitas yang cukup tinggi dalam sebulan terakhir," tandasnya. 

Kendati intensitas APG cukup tinggi, Agus menambahkan bila situasi tergolong masih aman untuk masyarakat yang tinggal di luar daerah potensi bahaya. 

"Masih aman buat masyarakat di luar daerah potensi bahaya," tegasnya. 

BACA JUGA: Awal Pekan, Merapi Gugurkan Awan Panas Sejauh 1 Km Lebih

Tak hanya APG, ratusan guguran lava juga terpantau terjadi dalam kurun waktu sepekan terakhir. Jarak luncur maksimalnya bahkan sampai 1,9 kilometer.

"Guguran lava teramati sebanyak 426 kali ke arah hulu Kali Bebeng sejauh maksimal 1.900 meter. Suara guguran terdengar dua kali dari Pos Babadan dengan intensitas kecil hingga sedang," jelasnya. 

Di sisi lain, aktivitas awan panas guguran dan guguran lava turut berperan dalam terjadinya perubahan pada morfologi kubah barat daya. Berdasarkan analisis foto udara, volume kubah barat daya terukur sebesar 2.777.900 meter kubik dan kubah tengah sebesar 2.366.900 meter kubik. 

"Morfologi kubah barat daya teramati adanya perubahan akibat adanya aktivitas pertumbuhan kubah, guguran lava dan awan panas guguran," tandasnya. 

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental, Agus menjelaskan bila saat ini aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi berupa erupsi efusif. "Status aktivitas ditetapkan dalam tingkat siaga," tegas Agus.

Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi Sungai Boyong sejauh maksimal lima kilometer, Sungai Bedog, Krasak, Bebeng sejauh maksimal tujuh kilometer.

Pada sektor tengah potensi bahaya meliputi Sungai Woro sejauh maksimal tiga kilometer dan Sungai Gendol sejauh maksimal lima kilometer. Lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius tiga kilometer dari puncak.

"Data pemantauan menunjukkan suplai magma masih berlangsung yang dapat memicu terjadinya awan panas guguran di dalam daerah potensi bahaya," lanjutnya. 

Melihat sejumlah potensi bahaya yang ada, masyarakat diimbau Agus agar tidak melakukan kegiatan apapun di daerah potensi bahaya. "Masyarakat agar mewaspadai bahaya lahar dan awan panas guguran terutama saat terjadi hujan di seputar Gunung Merapi," pungkas Agus. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Serangan Israel ke Beirut Lebanon Tewaskan 37 Orang

News
| Minggu, 22 September 2024, 12:57 WIB

Advertisement

alt

Rekomendasi Tempat-Tempat Wisata di Vietnam yang Jadi Favorit Wisatawan

Wisata
| Kamis, 19 September 2024, 23:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement