Advertisement
Pemda DIY Luncurkan Prototipe Insinerator Sampah untuk Sekolah

Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA–Pemda DIY meluncurkan purwarupa (protipe) insinerator sampah yang nantinya digunakan untuk sekolah-sekolah guna mengatasi permasalahan pengelolaan limbah. Alat yang dikerjakan oleh Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) DIY itu bekerja dengan cara membakar sampah dan hasilnya bisa digunakan untuk pupuk organik atau dijadikan paving block.
Sekda DIY, Beny Suharsono mengatakan, alat ini berfokus pada efisiensi pengolahan sampah dengan tetap memperhatikan dampak lingkungan.
Advertisement
“Dua hal utama yang menjadi perhatian dalam uji coba ini adalah polutan asap dan kebisingan. Kami terus melakukan riset agar emisi asap bisa dikurangi semaksimal mungkin. Tentu kami tidak bisa sepenuhnya menghilangkan polusi, tetapi setidaknya bisa diminimalkan agar lebih ramah lingkungan,” ujar Beny saat peluncuran di BLPT DIY, Jumat (14/2/2025).
Selain itu, ia juga menyoroti pentingnya pemanfaatan residu hasil pembakaran. "Hasil riset menunjukkan bahwa residu insinerator, baik yang berbentuk padat maupun cair, dapat dimanfaatkan. Sosialisasi akan terus dilakukan sebelum kami menghitung keekonomiannya secara matang," katanya.
Menurut Beny, alat ini akan diterapkan di 10 sekolah dalam satu tahun pertama. Sebelum diterapkan secara luas, Pemda DIY akan memetakan sekolah yang memiliki halaman memadai dan menghasilkan banyak sampah organik.
“Kami tidak bisa serta-merta menempatkan insinerator di lokasi yang terlalu dekat dengan pemukiman karena dikhawatirkan menimbulkan protes,” ungkap Beny.
Tim pengembang insinerator BLPT DIY, Wisnu Suryaputra menjelaskan, alat ini bekerja dengan sistem pembakaran bersuhu tinggi.
“Sampah dibakar pada suhu 800 derajat celsius, kemudian asap yang dihasilkan disemprot menggunakan spray tube berisi air. Proses ini membuat asap yang keluar menjadi lebih bersih,” jelasnya.
Insinerator ini dirancang dengan kapasitas 3,5 kilogram sampah per sesi, dengan estimasi pembakaran sekitar 218 kilogram sampah per jam.
“Kami memastikan bahwa alat ini bisa bekerja optimal dengan tekanan tinggi dan material yang tahan panas, seperti baja karbon ASTM A36 untuk dinding luar dan SCH40 untuk pipa,” kata Wisnu.
Harga prototipe insinerator saat ini sekitar Rp20 juta, tetapi masih akan mengalami penyempurnaan, terutama dalam sistem pembakaran dan pencucian asap. “Kami akan menambah sprayer horizontal agar asap yang keluar semakin bersih,” jelas Wisnu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Menag Pastikan Seluruh Jemaah Asal Indonesia Menjalani Puncak Ibadah Haji, Wukuf dan Berada di Mina
Advertisement

Destinasi Wisata Puncak Sosok Bantul Kini Dilengkapi Balkon KAI
Advertisement
Berita Populer
- 51 Warga Pajangan Bantul Keracunan Tongseng Kambing
- Jadwal dan Tarif Bus Sinar Jaya ke Pantai Parangtritis Bantul dan Baron Gunungkidul
- Pemkab Gunungkidul Terapkan Strategi Pertahankan UHC
- Si Bagong, Sapi Presiden Prabowo Dikurbankan untuk Masyarakat Wonokromo Bantul
- Alun-alun Selatan Jogja Dipenuhi Ribuan Umat Muslim untuk Salat Iduladha
Advertisement
Advertisement