Advertisement

Nyadran Ageng Kiai Demak Ijo di Sleman Jadi Ruang Berdoa dan Guyub Rukun

Media Digital
Minggu, 16 Februari 2025 - 21:27 WIB
Arief Junianto
Nyadran Ageng Kiai Demak Ijo di Sleman Jadi Ruang Berdoa dan Guyub Rukun Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho memotong tumpeng dalam acara Nyadran Ageng Kiai Demak Ijo dan Leluhur Banyumeneng di Padukuhan Banyumeneng, Banyuraden, Gamping, Sleman, Minggu (16/2/2025). - Andreas Yuda Pramono

Advertisement

SLEMAN—Warga Kalurahan Banyuraden menggelar Nyadran Ageng Kiai Demak Ijo dan Leluhur Banyumeneng di Padukuhan Banyumeneng, Banyuraden, Gamping, Sleman, Minggu (16/2/2025). Acara yang didukung oleh Dana Keistimewaan (Danais) ini digelar untuk mendoakan tokoh dan leluhur Banyumeneng serta ruang untuk menguatkan relasi antarwarga.

Paniradya Pati Paniradya Kaistimewan DIY, Aris Eko Nugroho mengatakan Nyadran tersebut menjadi ruang untuk warga saling bertemu dan berbagi, selain sebagai ruang untuk mengirim doa kepada leluhur. “Acara ini kan satu bentuk moda sosial dari warga. Ini hal yang penting yang perlu setiap kalurahan miliki,” kata Aris ditemui di Padukuhan Banyumeneng, Minggu.

Advertisement

Melalui Nyadran, kata Aris warga mengucap syukur atas kehidupan yang Tuhan beri, mendoakan leluhur, dan menguatkan relasi antarwarga. Atas perayaan ini, Pemerintah mengupayakan untuk hadir, terutama apabila memertimbangkan konteks asal-usul Keistimewaan DIY.

Aris menambahkan Pemda  DIY dapat memberi fasilitas melalui Danais untuk kegiatan kebudayaan. Dana ini dapat menjadi upaya untuk mempercepat proses kebudayaan. Dengan begitu, status Rintisan Budaya di Kalurahan Banyuraden perlahan dapat ditingkatkan hingga Mandiri Budaya. “Tidak semua harus menggunakan Danais dalam menggelar acara sebagai moda sosial warga. Tidak setiap tahun juga Pemda mengalokasikan Danais di lokasi yang sama,” katanya.

Sementara, Ketua DPRD Sleman, Gustan Ganda mengatakan ada tiga hal yang dapat dimaknai dari Nyadran Ageng Kiai Demak Ijo dan Leluhur Banyumeneng.

Pertama, guyub warga. Nyadran tersebut menjadi kesempatan untuk warga yang jarang bertemu untuk saling menyapa dan memperkuat relasi.

Kedua, doa. Setiap doa ada harapan. Harapan-harapan ini membawa semangat positif. Ketiga, bersih makam. Setelah mengucap doa dan mengantar harapan bersama-sama, warga juga perlu menyadari bahwa setiap pekerjaan yang mereka lakukan harus bersih dari niat-niat buruk. “Bersih makam kan membersihkan lingkungan, wilayah tempat tinggal, dan diri sendiri,” kata Ganda.

Kepala Dukuh Banyumeneng, Dymas Alfandy Saputra mengatakan Kiai Demak Ijo merupakan tokoh di Kalurahan Banyuraden yang merupakan keturunan Pepatih Dalem Kerjaan Mataram bernama Kyai Juru Martani bergelar Panembahan Mandaraka. “Panembahan Mandaraka ini seorang patih di zaman Panembahan Senopati Raja Pertama Mataram Islam,” kata Dymas.

Wujud nisan Kiai Demak Ijo persis seperti nisan di Panjimatan Imogiri. Nisan tersebut menunjukkan peradaban di Banyumeneng sejak 500 tahun lalu. Adapun, nisan Kiai Demak Ijo berada di belakang Pendopo Ediwiharjan, Banyumeneng.

Kesejahteraan Masyarakat

Sementara itu, Ketua DPRD DIY, Nuryadi menyinggung mengenai Undang-Undang (UU) Keistimewaan DIY. UU ini menjadi cikal-bakal alokasi Danais. “Proses mendapat Danais itu pertama kami memerjuangkan UU Keistimewaan dulu; tidak datang begitu saja datang. Ada sidang rakyat yang ketika itu dipimpin para lurah dan dukuh serta masyarakat,” kata Nuryadi.

Nuryadi menegaskan nafas utama Danais adalah kesejahteraan masyarakat. Sebab itu, Pemerintah DIY mengupayakan alokasi Danais.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Selamat Bekerja Agung-Ambar

Selamat Bekerja Agung-Ambar

Jogjapolitan | 5 hours ago

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Pembentukan Danantara Harus Diawasi Ketat, Pengamat: Ingat Kasus BLBI

News
| Kamis, 20 Februari 2025, 00:47 WIB

Advertisement

alt

Menyelami Hubungan Manusia dengan Alam lewat Lukisan, Garrya Bianti Hadirkan Pameran Back to Nature

Wisata
| Senin, 17 Februari 2025, 19:07 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement