Advertisement

Sleman Produksi 35 Ribu Ton Gabah Kering Panen, Setara 19 Ribu Ton Beras

Andreas Yuda Pramono
Rabu, 05 Maret 2025 - 21:07 WIB
Abdul Hamied Razak
Sleman Produksi 35 Ribu Ton Gabah Kering Panen, Setara 19 Ribu Ton Beras Panen padi / Ilustrasi Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Dari luas lahan 6.300 hektare lahan pertanian di Sleman (ha), produksi gabah kering panen (GKP) sejak awal 2025 tercatat sebanyak 35.000 ton atau setara 19.000 ton beras.

Plt. Kepala Dinas Pertanian, Peternakan, dan Perikanan (DP3) Kabupaten Sleman, Rofiq Andriyanto, mengatakan angka konsumsi beras masyarakat Sleman mencapai 6.290 ton per bulan. Sleman selalu surplus beras. Biasanya beras sisanya dijual keluar daerah melalui perantara.

Advertisement

BACA JUGA: Harga Terendah Salak Pondoh Rp500 per Kilogram, Petani Sleman Mengeluh Kesulitan

Mengenai penjualan GKP, Perum Bulog memiliki kewajiban untuk melakukan serapan di tingkat petani. Di Sleman, mereka wajib menyerap 11.000 ton GKP. Harga per kilogram (kg) GKP mencapai Rp6.500 sebagaimana yang ditetapkan Pemerintah Pusat.

“Kalau petani yang belum tahu program serap gabah ini malah bisa melepas ke tengkulak Rp5.500 per kilogram. Pemerintah sudah menaikkan harga cukup jauh agar gairah menanam padi yang mulai surut bisa naik lagi,” kata Rofiq ditemui di Sekretariat Daerah Sleman, Rabu (5/3/2025).

Rofiq mengaku kegiatan serap gabah tersebut telah dilakukan empat kali. Adapun tiap penganggkutan gabah paling petani perlu menyiapkan tujuh hingga delapan ton.

Lebih jauh, dia menyampaikan penyaluran pupuk bersubsidi pada dua bulan pertama 2025 baru menyentuh angka 10%. Penyerapan pupuk saat ini dipermudah dengan adanya perubahan syarat, dari yang semula kartu tani menjadi KTP.

Serapan pupuk mencapai 900,01 ton untuk urea dari alokasi 9.492 ton dan 504,47 ton untuk NPK dari alokasi 7.470 ton. Kata dia, dasar penebusan pupuk adalah rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK). Penebusan dilakukan secara individu, bukan per kelompok.

Adapun harga eceran tertinggi (HET) pupuk bersubsidi pada 2025, yaitu urea sebesar Rp2.250 per kg dan pupuk NPK Rp2.300 per kg. Pengawasan juga terus dilakukan melalui penyuluh pertanian lapangan (PPL). Dengan begitu, kios penyalur lengkap (KPL) tidak boleh menjual di atas HET.

Sempat ada KPL yang menarik biaya tambahan untuk petani ketika menebus pupuk. Menurut dia, biaya tambahan tersebut merupakan biaya admin mesin electronic data capture (EDC). “Kalau tidak mau terbebani biaya admin ya bayar tunai saja. Asal ada RDKK,” katanya.

Manager Operasional dan Pelayanan Publik Perum Bulog Kanwil Yogyakarta, Joko Prasetyo Afrizal, mengatakan penyerapan mereka lakukan di tingkat petani dengan nilai Rp6.500 per kg GKP. Penyerapan dilakukan bekerja sama dengan DP3 dan Babinsa.

“Realisasi serapan hingga 4 Maret 2025 untuk Sleman adalah 440 ton gabah dan beras 1.922 ton. Jadi total setara beras 2.157 ton,” kata Joko.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Gunung Semeru Meletus, Tinggi Letusan Mencapai 1.100 Meter

News
| Kamis, 06 Maret 2025, 08:57 WIB

Advertisement

alt

Ramadan, The Phoenix Hotel, Grand Mercure & Ibis Yogyakarta Adisucipto Siapkan Menu Spesial

Wisata
| Jum'at, 28 Februari 2025, 11:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement