Advertisement

Ini Lho Cara agar Desa Wisata di Sleman Bisa Menjadi Destinasi Potensial

Bernadheta Dian Saraswati
Kamis, 27 September 2018 - 14:15 WIB
Yudhi Kusdiyanto
Ini Lho Cara agar Desa Wisata di Sleman Bisa Menjadi Destinasi Potensial Gapura dari botol bekas berdiri di ruang publik di Desa Wisata Sukunan seperti terlihat Rabu (26/9 - 2018). Seni instalasi ini menjadi bagian dari produk limbah olahan warga bersama stakeholder. Harian Jogja/Bernadheta Dian Saraswati

Advertisement

Harianjogja.com, SLEMAN—Desa wisata menjadi destinasi wisata potensial yang ada di Kabupaten Sleman selain objek wisata budaya dan alam. Keberadaannya terus dikembangkan agar persebaran wisatawan semakin merata.

Kepala Dinas Pariwisata (Dispar) Kabupaten Sleman, Sudarningsih, mengakui sampai saat ini kunjungan wisatawan khususnya asing ke Sleman paling banyak ke wisata budaya candi. "Dari data Kementerian Pariwisata, kunjungan wisman ke budaya itu sekitar 60 persen," katanya, Selasa (25/9/2018).

Advertisement

Untuk objek wisata alam yang masih banyak menjadi jujugan adalah Kaliurang. Perempuan yang akrab disapa Ning ini mengakui sebenarnya objek wisata di Sleman tidak berkutat pada wisata seribu candi di Sleman timur dan Kaliurang saja di Sleman utara tetapi juga ada puluhan desa wisata yang bisa diandalkan.

Lebih lanjut ia menjelaskan sampai saat ini ada 31 desa wisata yang potensial. Hampir seluruh elemen ditawarkan di desa wisata ini. "Di dalamnya menyajikan wisata seperti kegiatan interaksi langsung dengan masyarakat misalnya ikut membajak sawah, susur sungai, atau wahana tubing. Kalau desa wisata yang mandiri juga sudah bisa menyuguhkan atraksi untuk wisatawan dan ada homestay yang standar penginapan juga," katanya Selasa.

Menurutnya homestay yang berasal dari rumah tinggal warga ini sudah terjaga kebersihan dan keamanannya. Selain itu harganya juga terjangkau. Di Desa Wisata Pentingsari, Cangkringan misalnya, sehari semalam dipatok harga penginapan Rp110.000 termasuk makan tiga kali. Sementara jika menginginkan sajian tarian atau susut sungai dikenai biaya sendiri. Ning mengatakan yang menjadi kendala dalam pengembangan desa wisata adalah SDM-nya. "Meski sudah ada pelatihan tetapi mereka manajemennya masih sederhana. Tapi sudah lumayan lah," kata Ning.

Tidak semua desa wisata menonjolkan atraksi budaya dan keindahan alamnya. Di Desa Wisata Sukunan, Banyuraden, Gamping, misalnya bisa dikenal wisman maupun wisnus karena hasil pengolahan limbahnya. Desa ini dikukuhkan menjadi desa wisata pada 2009. Saat memasuki desa ini, banyak ditemui seni instalasi dari limbah seperti botol bekas dan plastik bungkus. Limbah-limbah itu juga ada yang dijadikan pengganti pot bunga. Sementara untuk limbah organik diolah menjadi pupuk.

"Sejak diresmikan jadi desa wisata, kunjungan wisatawan memang meningkat. Banyak orang asing datang ke sini. Produk kami seperti tas dari limbah juga jadi langganan orang Malaysia," kata Suharto selaku Koordinator Pengolahan Sampah dan Lingkungan Desa Wisata Sukunan.

Sejak dikenal, warga setempat tidak hanya mendapatkan pelatihan dari pemerintah tetapi juga para stakeholder lain. Seperti Rabu (26/9/2018), warga mengikuti workshop pembuatan gantungan kunci dari limbah elektronik yang diselenggarakan oleh Paguyuban Dimas-Diajeng Jogja.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Viral Grup Inses Fantasi Sedarah, Pembahasan dan Pengesahan RUU Ketahanan Keluarga Diminta Disegerakan

News
| Selasa, 20 Mei 2025, 11:27 WIB

Advertisement

alt

Berikut Sejumlah Destinasi Wisata Berbasis Pedesaan di Bantul

Wisata
| Jum'at, 16 Mei 2025, 14:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement