PERINGATAN BMKG: Kemarau di DIY Tahun Ini Lebih Panjang, Ini Penyebabnya
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA- Kemarau tahun ini diprediksi lebih panjang dibandingkan tahun lalu. Selain lebih kering, musim kemarau diperkirakan mundur satu hingga dua dasarian.
Kepala Stasiun Klimatologi Mlati Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja, Reni Kraningtyas mengatakan berdasarkan analisa BMKG, kemarau tahun ini diperkirakan mundur satu hingga dua dasarian. "Penyebabnya saat ini ada fenomena El Nino kategori lemah sehingga menyebabkan musim kemarau untuk wilayah DIY umumnya mundur," katanya kepada Harian Jogja, Kamis (15/8/2019).
Advertisement
Kondisi tersebut, kata Reni, menyebabkan sejumlah wilayah mengalami kekeringan lebih panjang. Beberapa titik berpotensi mengalami kekeringan lebih dari 60 hari terjadi di empat kabupaten. Di Kabupaten Bantul (Bambanglipuro, Banguntapan, Bantul, Dlingo, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak, Piyungan, Pleret, Pundong, Sanden, Sewon), Gunungkidul (Girisubo, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Patuk, Playen, Ponjong, Purwosari, Rongkop, Saptosari, Semanu, Tanjungsari, Tepus, Wonosari).
Di Kulonprogo kekeringan ekstrim melanda kecamatan Kalibawang dan Pengasih sementara Sleman meliputi Maguwoharjo, Berbah, Cangkringan, Depok, Gamping, Kalasan, Minggir, Moyudan, Ngemplak, Pakem, Prambanan, Seyegan, Sleman, Turi, Tempel). Daerah tersebut mengalami kekeringan meteorologis atau berkurangnya curah hujan dari keadaan normalnya. "Ini daerah-daerah yang lama tidak mendapatkan hujan di atas 60 hari," katanya.
Reni menambahkan, berdasarkan data BMKG sebagian wilayah di DIY akan memasuki musim hujan pada Oktober dasarian tiga atau sekitar akhir Oktober. Untuk sebagian wilayah seperti di Sleman dan Kulonprogo dan wilayah umumnya di DIY, musim hujan diperkirakan terjadi pada November. "Untuk puncak kemarau tahun ini terjadi pada Agustus ini. Secara umum dampak El Nino tidak terlalu dikhawatirkan tetapi menyebabkan musim tanam ikut mundur," katanya.
Sebelumnya, BPBD DIY mencatat hingga Agustus ini bencana kekeringan berpotensi dialami 45.000 warga di 127 desa dari tiga kabupaten. Bencana kekeringan paling banyak dialami masyarakat Gunungkidul. Di wilayah ini, potensi bencana melanda 72 desa dengan jumlah terdampak sebanyak 38.456 Kepala Keluarga (KK). Di wilayah Kulonprogo bencana kekeringan melanda 24 desa dan berdampak pada 5.426 KK sementara di Bantul tercatat 10 desa terdampak dengan jumlah 1.288 KK.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
BPJS Ketenagakerjaan Tingkatkan Sinergi PLKK untuk Pelayanan Kecelakaan Kerja yang Lebih Cepat
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Dinas Kebudayaan Gelar Malam Anugerah Kebudayaan dan Launching Aplikasi SIWA
- Pemkab Bantul Kembali Bagikan 250 Pompa Air Berbahan Bakar Gas ke Petani
- KPH Yudanegara Minta Paguyuban Dukuh Bantul Menjaga Netralitas di Pilkada 2024
- Mendorong Pilkada yang Inklusif dan Ramah Difabel
- Terbukti Langgar Netralitas, Seorang ASN di Bantul Dilaporkan ke BKN
Advertisement
Advertisement