TPST di 3 Lokasi Ini Jadi Andalan Pemkab Bantul untuk Olah Sampah secara Mandiri
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Tempat Pembuangan Sampah Terpadu (TPST) di tiga lokasi di Bantul ini jadi andalan bagi Kabupaten Bantul untuk mengoptimalkan pengolahan sampah.
Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul, Ari Budi Nugroho mengatakan keempat TPST itu masing-masing adalah TPS3R Guwosari, Kapanewon Pajangan; Intermediate Transfer Facility (ITF) Pasar Niten, Kapanewon Kasihan; dan TPST Modalan, Kapanewon Banguntapan. Sementara satu TPS3R lainnya yang ada di Murtigading, Kapanewon Sanden, dinilai belum cukup optimal dalam mengolah sampah.
Advertisement
Ari menjelaskan, pengolahan sampah pada TPS3R Guwosari memanfaatkan teknologi pemilahan manual untuk memilah sampah organik dan anorganik. Kemudian metode composting, dan budi daya maggot untuk mengolah sampah organik. Kemudian untuk memusnahkan residu digunakan incinerator dengan kapasitas 500 pelanggan atau setara 2 ton per hari.
Sementara Intermediate Transfer Facility (ITF) Pasar Niten, kata Ari, tengah dibangun tahun ini. Nantinya ITF Pasar Niten akan menggunakan teknologi mulai dari pemilahan sampai hingga pengolah sampah.
“Untuk ITF Pasar Niten menggunakan teknologi yang diaplikasikan mulai dari pemilahan sampah laku jual, pencacah dan pemilahan organik atau anorganik, dan komposting dengan rotary kiln,” katanya, Senin (9/10/2023).
Mesin kompos rotary clean merupakan tabung berbentuk horisontal dengan bahan di dalam tabung akan digerakkan pada kecepatan rotasi tertentu. Alat tersebut akan mengolah sampah organik menjadi pupuk kompos.
Dengan metode pengolahan tersebut menurut Ari diperkirakan ITF Pasar Niten akan mampu mengolah sampah dengan kapasitas sekitar kurang dari 10 ton per hari.
BACA JUGA: Pemerintah dan Masyarakat Perlu Bersinergi Dukung Bantul Bersih Sampah 2025
Sementara TPST Modalan, dirancang akan dapat memilah sampah anorganik dan organik. Untuk sampah anorganik yang laku jual akan dipisahkan. Kemudian sampah organik dan anorganik yang telah dipilah akan dicacah. Kemudian sampah organik akan diolah menggunakan metode composting dan budi daya maggot. “Pemusnahan residu [dilakukan] dengan incinerator,” katanya.
Pengolahan sampah tersebut diperkirakan dapat mengatasi sampah dengan kapasitas sekitar kurang dari 49 ton per hari.
Menurut Ari, ITF Pasar Niten dan TPST Modalan dapat digunakan untuk mengolah sampah yang dikelola DLH Kabupaten Bantul pada tahun 2024.
Selain itu menurut Ari, pihaknya juga mendorong pengelolaan sampah dengan pengurangan sampah dari sumber sampah dengan melakukan pemilahan, serta pengolahan sampah di padukuhan dan kalurahan melalui bank sampah, TPS3R, dan Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal).
Melalui berbagai upaya tersebut, Ari berharap sampah dapat selesai di tingkat kalurahan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Terkait Pemulangan Mary Jane, Filipina Sebut Indonesia Tidak Minta Imbalan
Advertisement
Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism
Advertisement
Berita Populer
- Warga Keluhkan Pembakaran Sampah oleh Transporter, DLH Bantul Siap Bertindak
- 2 Sekolah di Kulonprogo Ini Berpotensi Terdampak Pembangunan Tol Solo-Jogja-YIA
- Viral Aksi Mesum Parkiran Abu Bakar Ali Jogja, Satpol PP Dorong Adanya Kontrol Sosial
- Pemkot Berkomitmen Selesaikan Sampah dari Hulu sampai Hilir
- Dorong Pilkada Lebih Fair dan Bermartabat, PDIP Kulonprogo Bentuk Satgas OTT Politik Uang
Advertisement
Advertisement