Advertisement
Jadi Pioner Budi Daya Cabai Jawa di Kota Jogja, 600 Bibit Cabai Jawa Disebar di Mantrijeron

Advertisement
Harianjogja.com, MANTRIJERON—Lahan sempit di Kota Jogja tak lagi jadi halangan bagi warga untuk melakukan budidaya tanaman. Ada berbagai cara dan jenis tanaman yang bisa ditanam oleh masyarakat. Salah satunya adalah tanaman Cabai Jawa. Tanaman yang tumbuh merambat ini kini tengah gencar dibudidayakan di Kemantren Mantrijeron. Mantri Pamong Praja Mantrijeron Affrio Sunarno menuturkan, belum lama ini pihaknya membagikan 600 bibit Cabai Jawa kepada warganya. Saat ini tanaman tersebut sudah dalam proses bertumbuh.
"Kami harapkan dalam satu tahun sudah panen," kata Affrio, Senin (18/12).
Advertisement
Dia menyebut pengadaan bibit Cabai Jawa ini menggunakan alokasi dana APBD. Ini menjadi bagian dari mewujudkan Kemantren Mantrijeron sebagai pioner budi daya Cabai Jawa di Kota Jogja. Affrio mengatakan, sebelumnya sempat terbesit untuk melakukan budidaya tanaman lainnya. Namun, dengan mempertimbangkan kemudahan menanam hingga potensi rupiah yang dihasilkan akhirnya dia memutuskan untuk menanam Cabai Jawa secara massal di Kemantren Mantrijeron.
"Cabai Jawa mudah tumbuh, jauh lebih mudah ditumbuhkan dan dipelihara daripada anggur. Dia panen sepanjang tahun, tidak harus dijual segar. Bisa dijual kering, sehingga orang bisa panen secara bertahap," jelasnya.
Baca Juga:
Jelang Nataru, Harga Cabai di Bantul Capai Rp90 Ribu per Kilogram
Meski Turun, Harga Cabai di Sleman Masih Tinggi
Petani Sleman Berharap Harga Cabai Tidak Anjlok
Affrio mengatakan, Cabai Jawa punya potensi nilai ekonomi yang tinggi. Dalam satu kilogram, Cabai Jawa kering dijual dengan harga Rp70.000 sampai Rp85.000. Tak berhenti sampai di sini, pihaknya akan kembali membagikan bibit cabai Jawa pada Februari mendatang. Menurut Affrio, menanam cabai Jawa juga menjadi cara untuk ikut serta dalam menguatkan Kota Jogja khususnya Kemantren Mantrijeron yang menjadi bagian dari Kawasan Sumbu Filosofi.
"Kalo berbicara tematik, Mantrijeron menjadi salah satu sumbu filosofi. Cabai Jawa adalah tanaman ikonik jamu tradisional. Tematiknya kena, budaya kena, pertanian perkotaan kena, UMKM kena, pemberdayaan masyarakat yang menjadi tujuannya," ungkap Affrio.
Salah satu Penyuluh Pertanian Dinas Pertanian dan Pangan Kota Jogja Dimas Tri Asmara menuturkan saat ini cabai Jawa yang ditanam warga Mantrijeron masih proses tumbuh. Panen diharapkan dapat dilakukan dalam kurun waktu tujuh bulan ke depan. Sejauh ini, menurut Dimas tak ada warga yang kesulitan dalam proses menanam Cabai Jawa. Bahkan, sebelum dilakukan program pembagian bibit ada beberapa warga yang sudah punya pohon Cabai Jawa.
"Kebanyakan warga sudah punya, cuma bingung ini buat apa. Setelah pelatihan kemarin baru tahu ternyata Cabai Jawa bisa dikeringkan baru dijual. Hasilnya bisa diolah menjadi jamu dan bumbu rempah," kata Dimas.
Cabai Jawa, lanjut Dimas, terbilang mudah ditanam. Bisa dilakukan oleh pemula. Serangan hama juga sangat minim. Warga hanya perlu memperhatikan jadwal penyiraman. Cabai Jawa tak bisa terlalu sering disiram lantaran akan layu terkena jamur di akarnya.
"Itu bisa ditanggulangi dengan memberikan Jamur Trikoderma pada saat sebelum atau setelah tanam. Itu jamur yang bisa melawan jamur yang jahat. Kalau sudah terserang ya terpaksa pakai kimia," katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Pakar Hukum UI Nilai LaNyalla Jadi "Target" KPK, Ini Alasannya
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Jadwal KRL Jogja Solo Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Berangkat dari Stasiun Lempuyangan hingga Purwosari
- Jadwal Terbaru KRL Solo Jogja Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Berangkat dari Stasiun Jebres Solo hingga Tugu Jogja
- Jadwal KA Prameks Hari Ini, Jumat 17 April 2025, dari Stasiun Tugu Jogja hingga Kutoarjo Purworejo
- Jadwal dan Lokasi Layanan Perpanjangan SIM di Bantul, Jumat 17 April 2025
- Jadwal KA Bandara Jogja Terbaru Hari Ini, Jumat 18 April 2025, Naik dari Stasiun Tugu Jogja hingga YIA
Advertisement