Advertisement
Kemarau Telah Datang, Warga Girisubo Gunungkidul Beli Air Bersih 1.200 Tangki
Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Musim kemarau menyebabkan dampak terhadap sumber air di tiga padukuhan di Kalurahan Girisuko, Panggang, Gunungkidul. Warga tiga padukuhan tersebut yaitu Temuireng I dan II, serta Gebang telah membeli air hingga total 1.200 tangki.
Carik Kalurahan Girisuko, Wahyu Setyoningsih mengatakan rata-rata per warga atau kepala keluarga (KK) dapat membeli dua tangka air dalam satu bulan. Setidaknya per KK dapat mendatangkan 10 tangki air hingga masuk musim hujan. Adapun kapasitas satu tangki mencapai 5.000 liter dengan harga Rp140.000 – Rp170.000.
Advertisement
Perbedaan harga tersebut menyesuaikan dengan topografi kewilayahan. Semakin jauh lokasi pembeli semakin mahal harga per tangki.
“Kalau satu keluarga dua tangki, sedangkan di tiga padukuhan ada 600 keluarga. Paling tidak ya sudah ada 1.200 tangki air yang dibeli,” kata Wahyu, Senin (20/5).
BACA JUGA: Hari Ini Harga Telur, Beras dan Cabai Cenderung Mahal
Wahyu mengaku Pemerintah Kalurahan akan mengajukan bantuan dropping air ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) sebagaimana musim kemarau tahun-tahun lalu.
Wahyu mengatakan sebenarnya ada satu mata air di Padukuhan Gebang, namun air tersebut hanya dapat dipakai untuk mandi dan mencuci di tempat. Selain itu, ada sumber mata air di padukuhan yang sama, namun tidak dapat dimanfaatkan karena letaknya yang jauh.
“Sumber mata air itu ada di wilayah kehutanan. Kalau memang akan dilakukan pengangkatan air bersih untuk didistribusikan ke masyarakat, biayanya sangat besar,” katanya.
Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan pemerintah kecamatan telah mengalokasikan dana untuk dropping air bersih. “Tapi kalau memang kekurangan dana, minta saja ke Pemerintah Kabupaten. Ada BTT [belanja tak terduga] yang kami siapkan,” kata Sunaryanta.
Kepala Pelaksana BPDB Gunungkidul, Purwono mengatakan pihaknya telah menyiapkan anggaran untuk 1.000 tangki air atau setara Rp400 juta sebagai bantuan dropping air bersih pada 2024. Air tersebut akan didistribusikan dengan lima armada yang tersedia. Meski begitu, BPBD hingga saat ini belum menerima permohonan dropping air.
Menurut dia, musim kemarau 2024 tidak akan sama seperti tahun 2023 yang panjang dan ekstrem. Sebab itu, tidak akan banyak wilayah yang mengalami kekeringan. “Dari tahun ke tahun, wilayah yang meminta dropping air itu merata di semua wilayah,” kata Purwono.
Apabila Pemerintah Kapanewon kekurangan anggaran, pemerintah dapat memohonkan dropping melalui permintaan warga. BPBD kemudian akan melakukan cek lapangan untuk mencatat daya tampung kolam penampung dan medan yang sulit.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/26/1179302/judi-online-stockcake2.jpg)
Perputaran Uang Judi Online Ribuan Anggota DPR Mencapai Rp25 Miliar
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/23/1178907/gunung-ujung-pisau.jpg)
Gunung Batu di Tiongkok Dijuluki Ujung Pisau Berkat Bentang Alamnya yang Unik
Advertisement
Berita Populer
- PPDB 2024, ORI DIY Terima Banyak Pengaduan Penyalahgunaan Jalur Afirmasi
- Balai Bahasa Yogyakarta Sosialisasikan Santun Berbahasa di Medsos
- Dibuka sejak Kemarin, Ini Penyebab Kendala Pendaftaran PPDB Jalur Afirmasi di Gunungkidul
- Satu Peserta PPDB di Kulonprogo Batal Diterima Lantaran Alamat Rumah Tak Sama dengan KK
- UMY Peroleh Penghargaan Paritrana Awards dari BPJS Ketenagakerjaan
Advertisement
Advertisement