Advertisement
Polemik Pembangunan TPSS Srimulyo, Warga: Sudah Kami Tolak, Backhoe Tetap Masuk
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Aliansi Warga Banyakan Bergerak menolak pembangunan TPS Sementara (TPSS) Srimulyo di Pucuk Bucu, Selasa (9/9/2024). Penolakan tersebut lantaran Pemkab Bantul tetap melanjutkan penggarapan proyek tersebut, meski warga sebelumnya warga telah mengajukan penolakan.
Ketua Aliansi Banyakan Bergerak, Tri Yanto menyampaikan sebelumnya pihaknya telah menyampaikan penolakan keberadaan TPSS Srimulyo karena dikhawatirkan akan berdampak pada lingkungan warga Sitimulyo.
Advertisement
Menurutnya, meski lokasi TPSS tersebut berada di wilayah Kalurahan Srimulyo, tetapi lokasi perbatasan dengan Sitimulyo tersebut merupakan dataran tinggi. Sementara bagian bawah dataran tinggi tersebut masuk wilayah warga Sitimulyo.
Adapun, jarak TPSS Srimulyo dengan pemukiman warga pun sekitar 1 km, sehingga pihaknya khawatir lindi yang ada di sana akan mengalir ke permukiman atau persawahan warga Sitimulyo.
Dia menuturkan sebelumnya telah menyampaikan penolakan warga terkait dengan rencana pembangunan tersebut kepada Lurah Sitimulyo pada Minggu (30/6/2024). Kemudian, menurutnya pada Selasa (2/7/2024) pihaknya diundang secara lisan untuk menghadiri sosialisasi terkait pembangunan TPSS Srimulyo di Kalurahan Sitimulyo. Saat itu menurutnya, warga pun masih sepakat menolak pembangunan TPSS Srimulyo.
"Ini colong-colongan, di hari Minggu lalu [30/6/2024] kami ke pak lurah, Selasa [7/7/2024] ada sosialisasi. Kita menolak saat itu, langsung sekarang ada proyek [TPSS Srimulyo], ada backhoe masuk," katanya saat ditemui di TPSS Srimulyo, Selasa (9/7/2024).
Sebelumnya, kata dia, muncul tiga opsi lokasi lahan yang akan digunakan di Kalurahan Srimulyo, antara lain Puncuk Bucu, Kaligatuk, dan Tumpang. Meski begitu, menurutnya, warga tetap menolak selagi lokasi tersebut berdampak pada warga Sitimulyo. "[TPSS] Di Tumpang, dan Bukit Bucu kami tolak. Kalau aliran lindi ke Srimulyo silakan," katanya.
Dia menuturkan pihaknya akan menyiagakan warga Sitimulyo untuk memantau lokasi TPSS tersebut untuk memastikan proyek tersebut terhenti.
"Warga akan mengusir bego yang ada, [yang diinginkan warga] proyek tidak dilanjutkan. Warga tetap akan menutup proyek. [Apabila proyek tetap dilakukan] Kita akan menempatkan warga yang lebih besar," imbuhnya.
Sementara Anggota Bramuskal Kalurahan Sitimulyo, Dasihono menyampaikan pihaknya berupaya mengawal aspirasi warga setempat yang menolak TPSS Srimulyo.
"Musyawarah di Kalurahan sini [Sitimulyo] belum. Kalau program resmi seharusnya dirembuk Bramuskal. Ini saya tidak mengerti, tidak ada komunikasi dari lurah [Srimulyo ke Sitimulyo]," katanya.
Lemah di Edukasi
Sementara Lurah Srimulyo, Wajiran tidak memberikan keterangan pasti terkait kelanjutan pembangunan TPSS di wilayahnya. "Sampah seumur hidup diprotes. Kami lemah di edukasi, pemahaman masyarakat terkait sampah menjadi titik lemah bersama. Masyarakat sudah terlanjur enggak percaya, sampai kapan pun menolak. Kami harus mencari solusi," katanya.
Saat ditanyai mengenai sosialisasi TPSS tersebut, dia mengaku secara tidak langsung telah menyampaikan terkait pembangunan TPSS tersebut. "Demo sekaligus untuk sosialisasi, sebelumnya sudah ada tiga kali [demo]," katanya.
Dia menuturkan pihaknya memiliki lokasi TPSS di Puncak Bucu lantaran lokasi tersebut dinilai paling kecil risikonya dibandingkan wilayah lain apabila dijadikan TPSS. Beberapa pertimbangan yang dilakukan antara lain jarak TPSS tersebut dengan pemukiman, dan aliran lindi yang akan timbul di sana.
BACA JUGA: Rencana Pembangunan TPS Sementara di Puncak Bucu, Srimulyo, Ditolak Warga
Dia memastikan sampah yang akan disetor ke TPSS tersebut akan diolah, sehingga tidak akan menimbulkan dampak lingkungan ke warga setempat.
"DLH [Bantul] sudah menyiasati lindi, lindi tidak akan mengalir [ke pemukiman warga]. Di sana akan dibuat cekungan dengan alas membran. Sampah [yang dibuang akan menerapkan mekanisme] sehari dibuang dan diurug," katanya.
Dia pun memastikan pembuangan sampah ke sana akan berakhir pada 31 Desember 2024.
Sementara terkait penolakan dari warga, Kepala bidang Pengelolaan sampah dan Peningkatan Kapasitas DLH Bantul, Rudy Suharto mengaku belum dapat memberikan kepastian terkait keberlanjutan TPSS Srimulyo tersebut.
"Baru akan dirapatkan besok, saya bukan pengambil kebijakan. Lihat besok pagi [keberlanjutan pembangunannya TPSS Srimulyo]. Karena untuk operasional, mobilitas alat berat kan tidak sedikit biayanya. Besok pagi di tingkat kapanewon di lihat di situ," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Dukung Ketahanan Pangan, TNI AD Tingkatkan Status Lima Korem Jadi Kodam
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Pemkot Jogja Optimistis Mampu Mencapai Target PAD Rp1 Triliun di 2025
- Rugikan Keuangan Negara Rp3,2 Miliar, Kejati DIY Tetapkan Makelar Tanah di Kulonprogo Jadi Tersangka
- Menko Perekonomian Airlangga Sebut Kampus Punya Peran Penting Wujudkan Hilirisasi
- DP3AP2KB Optimistis Kota Jogja Raih Kota Layak Anak Paripurna
- Fakultas Farmasi-IMM Farmasi UAD Gandeng Warga Desa Purwosari Optimalkan Tanaman Lokal
Advertisement
Advertisement