Advertisement

Penanganan Orang Terlantar di Bantul, Warga Lansia Terbanyak

Yosef Leon
Jum'at, 14 November 2025 - 16:57 WIB
Maya Herawati
Penanganan Orang Terlantar di Bantul, Warga Lansia Terbanyak Warga lansia - ilustrasi - Freepik

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Sosial Bantul melaporkan warga lansia masih menjadi kelompok terbesar yang ditangani Selter Kesejahteraan Sosial Banguntapan. Meski jumlah orang terlantar menurun, kebutuhan layanan darurat sosial terus meningkat.

Sekretaris Dinas Sosial Bantul, Tatik Windari menyampaikan, pada 2023 terdapat 8 lansia terlantar yang ditampung di selter itu. Jumlahnya kemudian meningkat menjadi 11 lansia pada 2024, sebelum turun menjadi 5 lansia sampai pertengahan 2025.

Advertisement

"Sisanya adalah gelandangan, pengemis, atau warga luar kota yang kehabisan bekal saat perjalanan ke DIY," jelasnya, Jumat (14/11/2025).

Menurut Tatik, selter yang dikelola Dinsos Bantul memang dirancang untuk layanan kedaruratan sosial, tetapi peruntukannya bukan hunian jangka panjang. Tempat tersebut diperuntukkan bagi orang terlantar yang kehabisan bekal, korban kecopetan, hingga warga luar daerah yang tersasar.

“Selter ini bukan tempat menginap dalam jangka panjang. Kewenangan kami hanya menampung sementara. Begitu asal-usulnya jelas dan keluarganya ada,  kalau warga DIY, kami koordinasikan dengan daerah asal untuk pemulangan,” ujarnya.

Ia mencontohkan penanganan seorang warga asal Kota Banjar, Jawa Barat, yang beberapa waktu lalu kehabisan bekal di Bantul, serta warga Sumatra yang sempat viral di media sosial belum lama ini. “Semalam saja, itu pun harus mengantongi administrasi dan surat pengantar dari instansi terkait,” jelasnya.

Kepala Dinas Sosial Bantul, Sukrisna Dwi Susanta menjelaskan selter penampungan itu juga siap digunakan untuk melindungi berbagai kelompok rentan, mulai dari penyandang disabilitas terlantar, anak dan lansia terlantar, hingga tuna sosial serta korban bencana.

Hanya saja, Sukrisna mengakui tantangan besar dalam hal pelayanan masih ada lantaran jumlah Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial (PMKS) disinyalir terus bertambah, sementara sumber daya yang tersedia belum mampu sepenuhnya memenuhi kebutuhan penanganan.

“Maka kebutuhan akan respons cepat dan perlindungan sosial yang lebih kuat menjadi pekerjaan rumah yang harus terus dioptimalkan," katanya.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Pilihan

Advertisement

Turki Catat 4.460 Kasus Mengakhiri Hidup, Tertinggi Sepanjang Sejarah

Turki Catat 4.460 Kasus Mengakhiri Hidup, Tertinggi Sepanjang Sejarah

News
| Jum'at, 14 November 2025, 17:47 WIB

Advertisement

Sakral, Abhiseka Prambanan Rayakan Usia ke-1.169

Sakral, Abhiseka Prambanan Rayakan Usia ke-1.169

Wisata
| Kamis, 13 November 2025, 09:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement