Advertisement
Kisah PKL Jalan Mataram Jogja: Boyong ke Eks Bioskop Indra setelah Menetap 24 Tahun
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA--Jalan Mataram yang secara administrasi berada di Kelurahan Suryatmajan, Kemantren Danurejan, Kota Jogja menjadi akses utama menuju ke Malioboro. Kawasan Jalan ini menjadi ring satu Malioboro.
Deretan kios legendaris di kawasan ini adalah belasan penjual sepatu. Ingin mencari sepatu murah tetapi keren, maka banyak orang menjadikan kios Jalan Mataram sebagai pilihan. Harganya jauh dibandingkan toko. Kini jejeran kios itu tinggal kenangan. Deretan sepatu yang biasanya berjajar di sepanjang trotoar tak lagi ditemukan, sejak Kamis (27/1/2022) sore.
Advertisement
Pada Jumat (28/1/2022) pagi kios-kios itu sudah tanpa pintu lagi. Semua rolling door sudah dilepas. Tampak beberapa PKL sedang mengemasi sejumlah barang yang masih berharga. Mereka mengambil papan kayu yang mungkin bisa dimanfaatkan. Serta menggulung kabel instalasi yang telah diputus aliran listrik hingga bolam panjang yang biasa dipakai untuk penerangan di malam hari.
PKL Jalan Mataram Veronica menjelaskan ia mulai berjualan sepatu di kawasan tersebut sejak 1998, dengan demikian sampai saat ini sudah hampir 24 tahun berniaga di sepanjang Jalan Mataram. Dari awalnya merintis hingga saat ini menjadi terkenal dengan kawasan sepatu murah Jalan Mataram Jogja.
BACA JUGA: Cucu Presiden Jokowi, Jan Ethes Raih Medali Emas
“Sebelum jualan sepatu, dulu sempat ada yang warung, jual roko dan lain-lain, mulai sepatu sekitar 1998 sudah merintis jualan sepatu. Lalu kawasan ini antara 1999-2000-an sudah jualan sepatu semua,” katanya saat ditemui di sela-sela mengemasi barangnya pada bekas kios miliknya di Jalan Mataram, Jumat (28/1/2022).
Ia mengaku bersyukur dari hasil berjualan sepatu itu mampu menyekolahkan anaknya hingga lulus perguruan tinggi. “Sebenarnya banyak suka duka di sini, tetapi yang masih tetap paling bersyukur, saya punya anak tiga, semua berhasil bisa menyelesaikan SE [Sarjana Ekonomi] satu dan Insinyur dua [anak], dari jualan sepatu, itu memang dulu sudah sepatu digunakan untuk sekolah,” ujar warga Suryatmajan, Kota Jogja ini
Kini ia tak lagi menempati kios tersebut dan bersiap pindah ke Teras Malioboro 1 atau Gedung Eks Bioskop Indra. Jika ditanya kecewa atau tidak? Tentu jawaban Vero, sapaan akrab, tentu kecewa, akan tetapi ia menaruh harapan besar ketika telah dipindah nantinya menjadi lebih baik.
Dalam semalam ketika ramai terutama saat sebelum pandemi Ia bisa meraih omzet Rp10 juta. Nominal itu tentu akan lebih besar lagi omzetnya bagi kios lain yang lebih lengkap. Letak yang strategis dan menjadi akses jalan utama menuju Malioboro menjadi salah satu penyebab ramainya kios-kios sepatu diserbu pembeli.
“Jujur pada dasarnya pedagang agak kecewa. Kalau di sini sudah di pinggir jalan, orang lewat langsung bisa memilih. Apalagi kalau kalau liburan sekolah, banyak membutuhkan. Harapannya setelah di Indra nanti menjadi lebih baik dari di sini,” katanya.
Ia bersama PKL lain akan menempati lantai 3 Teras Malioboro 1. Kelompoknya memilih untuk memindahkan barang secara mandiri meski pemerintah menawarkan fasilitas untuk pemindahan. PKL masih akan melihat kondisi lapak yang disiapkan pemerintah selanjutnya melakukan modifikasi jika diizinkan. Karena jika mengandalkan lapak yang disediakan saat ini menurutnya masih ada beberapa kekurangan untuk display barang.
“Kalau menempati Indra kami menyesuaikan, sebagian di antara kami sudah ada yang masuk gudang. Cuma kalau untuk memulai berdagang sih masih menunggu teman yang lain,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Menteri Imigrasi & Pemasyarakatan Sebut Rehabilitasi Narkoba untuk Kurangi Kelebihan Kapasitas Lapas
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Peringati Sumpah Pemuda, Karang Taruna Rejowinangun Gelar Rejowinangun Fest 2024
- Ruang Melamun Bisa Jadi Rekomendasi Toko Buku Lawas di Jogja
- BKAD Kulonprogo Terbitkan SPPT, Nilai Pajak Bandara YIA Tahun 2024 Rp16,38 Miliar
- Grand Zuri Malioboro Corporate Gathering Nobar Home Sweet Loan
- Pilkada 2024: Politik Uang Tak Pengaruhi Preferensi Pemilih di Kota Jogja
Advertisement
Advertisement