Advertisement
Sleman Butuh Pasokan Minyak Goreng Curah
Antrean pembelian minyak goreng curah di distributor minyak goreng CV. Arista, Jalan Kaliurang, Joho, Condongcatur, Depok, Selasa (12/4/2022). - Harian Jogja/Abdul Hamid Razak
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN--Stok minyak goreng curah di Sleman masih terbatas. Penjualan minyak goreng curah di distributor masih tersendat karena pasokan dari produsen yang masih minim.
Di distributor minyak goreng CV. Arista jalan Kaliurang, Joho, Condongcatur, Kapanewon Depok misalnya yang kedatangan 15 ton minyak goreng curah. Stok minyak goreng tersebut langsung diserbu oleh pedagang. Mereka rela mengantre untuk mendapatkan dua jeriken minyak goreng curah.
Advertisement
"Satu jeriken dihargai Rp254.000. Saya sudah langganan 17 tahun beli di sini. Saya jual kepada 13 penjual kuliner di JCM [Jogja City Mall]," kata Udin, warga Sinduadi, Mlati, Selasa (12/4/2022).
BACA JUGA: Tak Patut Ditiru, Bapak-Anak Ini Kompak Mencuri Sapi Tetangga Sendiri
Dia mengaku, saat ini mustahil untuk menyetok minyak goreng. Sekali beli dari distributor, minyak goreng tersebut langsung habis. Sebab banyak warga atau pelaku usaha kuliner yang membutuhkan.
"Untuk beli [minyak goreng] lagi ya nunggu seminggu lagi. Kalau harga sekarag 14.000 per liter, sementara kalau di sini Rp15.500," katanya.
Menurut Udin, pembatasan penjualan minyak goreng tersebut justru menyebabkan stok minyak goreng di masyarakat terbatas. Berbeda cerita bila pembelian minyak goreng dibebaskan, maka stok di warga akan melimpah.
"Kalau dibebaskan enggak mungkin antre seperti ini. Ini sudah berbulan-bulan. Kalau setiap hari ada, kan enggak akan seperti ini. Apalagi disparitas harga minyak curah dengan kemasan sangat tinggi," katanya.
BACA JUGA: Santriwati Ukir Prestasi, MA Miftahunnajah Buktikan Peran Santri pada Ekonomi Nasional
Wakil Direktur CV Arista Aditya Kumara mengatakan dalam kondisi normal penjualan minyak goreng curah per hari antara 7-10 ton. Namun saat ini kebutuhannya naik antara 10-15 ton per hari. Adapun sekali pasok, saat normal ia mendapat 18-20 ton namun saat ini hanya sekitar tujuh ton.
"Pasokan belum lancar. Kami seminggu dikirim 1-2 kali. Dulu sekali order 2-3 hari datang kalau sekarang belum pasti datangnya kapan," ujar Adit.
Pihaknya hanya melayani pembeli lama dengan tetap membawa KTP serta terdaftar dalam sistem CV Arista. "Kami tidak melayani pembeli baru karena pembeli yang lama saja masih kesulitan memenuhi. Maksimal pembelian dua jeriken per hari," katanya.
Aditya berharap ada pembenahan distribusi minyak goreng dari hulu agar tidak terjadi kelangkaan. Begitu juga dengan peningkatan produksi agar dapat memenuhi kebutuhan masyarakat.
"Kalau hanya karena HET produsen tidak melepas barangnya, ya akan seperti ini terus. Stok dari produsen harus ditingkatkan. Kalau kami kan hanya mendistribusikan ke pedagang," usulnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Bantul Kekurangan 153 Kepala Sekolah TK hingga SMP
- Lomba Lacak Sinyal ARDF Latih Kesiapsiagaan Bencana di Kulonprogo
- Jemaat Gereja St Albertus Agung Buat Altar dari Barang Bekas
- Guru Besar UGM Usul Sebagian Dana MBG Dialihkan ke Daerah Bencana
- AFJ Desak Regulasi Larangan Perdagangan Monyet Ekor Panjang
Advertisement
Advertisement





