Advertisement
Hujan Picu Serentetan Kejadian Awan Panas di Gunung Merapi, Jarak Luncur Maksimalnya Mencapai Tiga Kilometer
![Hujan Picu Serentetan Kejadian Awan Panas di Gunung Merapi, Jarak Luncur Maksimalnya Mencapai Tiga Kilometer](https://img.harianjogja.com/posts/2024/01/19/1162052/awan-panas-merapi.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, SLEMAN—Hujan berdurasi cukup lama di area puncak Gunung Merapi memicu serentetan awan panas guguran yang terjadi dini hari dan pagi hari, Jarak luncur maksimum awan panas yang terjadi kali ini mencapai tiga kilometer.
Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Agus Budi Santoso mengungkapkan mulanya awan panas guguran di Gunung Merapi terjadi tiga kali pada Jumat (19/1/2024) dini hari. Kejadian ketiga awan panas guguran tersebut terjadi hampir berdekatan, dari pukul 03.29 WIB sampai 04.19 WIB.
Advertisement
"Terjadi tiga kali awan panas guguran di Gunung Merapi tanggal 19 Januari 2024 pukul 03.23 WIB, pukul 03.29 WIB dan pukul 04.19 WIB," terang Agus.
Amplitudo dan durasi terjadinya awan panas guguran pun beragam. Awan panas guguran yang terjadi pada pukul 03.23 WIB berkualitas maksimum 37 milimeter dan berdurasi 312,9 detik. Sementara awan panas guguran yang terjadi pada pukul 03.29 WIB beramplitudo maksimum 35 milimeter dan durasi 258 detik. Untuk awan panas guguran yang terjadi pukul 04.19 WIB terjadi selama 160 detik dengan amplitudo maksimum 35 milimeter.
"Jarak luncur maksimal 3000 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng). Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke tenggara," tegasnya.
Baca Juga
Erupsi Merapi: Awan Panas dan Guguran Lava Ubah Morfologi Kubah Barat Daya
Baru Saja, Awan Panas Terjadi di Gunung Merapi
Terjadi Hujan dan Awan Panas Guguran di Puncak Merapi, Masyarakat Diimbau Jauhi Daerah Bahaya
Sayangnya, rentetan awan panas guguran terus terjadi pada Jumat (19/1/2024) pagi hari. Dalam laporan susulan, terjadi enam kali awan panas guguran dalam rentang waktu yang terhitung singkat. Enam awan panas guguran tersebut terjadi hanya dalam kurun waktu 24 menit dimulai sejak pukul 06.59 WIB dan terakhir pada pukul 07.23 WIB.
Awan panas guguran susulan mulai terjadi pukul 06.59 WIB dengan amplitudo maksimum 21 milimeter dan durasi 127,4 detik. Disusul lima menit berselang, awan panas guguran terjadi pukul 07.04 WIB dengan amplitudo maksimum 34 milimeter dan durasi 200,6 detik. Lalu pukul 07.12 WIB dengan amplitudo maksimum 40 milimeter dan durasi 130,2 detik.
Hanya berselang empat menit, awan panas guguran kembali terjadi pada pukul 07.18 WIB. Amplitudo maksimumnya mencapai 65 milimeter yang berdurasi 170,1 detik. Semakin rapat, hanya tiga menit kemudian awan panas guguran kembali terjadi pukul 07.21 WIB. Kali ini dengan amplitudo maksimum 48 milimeter dan durasi 110,9 detik. Terakhir hanya berjarak dua menit, awan panas guguran terjadi pukul 07.23 WIB dengan amplitudo maksimum 45 milimeter dan durasi 182 detik
"Estimasi jarak luncur maksimal 2.000 meter ke Barat Daya (Kali Bebeng). Visual Gunung Merapi berkabut dan arah angin ke tenggara. Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah," tandasnya.
Rentetan awan panas guguran yang terjadi di Gunung Merapi tidak bisa dilepaskan dari turunnya hujan yang mulai terjadi di Area puncak. Agus mencatat bila hujan di area puncak Merapi terjadi mulai pukul 22.31 WIB dengan curah hujan di puncak 85,40 milimeter dengan durasi 360 menit.
"Iya [hujan berpengaruh pada kejadian awan panas], seperti yang disampaikan dalam setiap notifikasi kejadian hujan," jelasnya.
Selain bahaya lahar dingin di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi, awan panas guguran lanjut Agus juga patut diwaspadai ketika hujan terjadi. Agus menyatakan bila hujan turut memicu kejadian awam panas di Gunung Merapi. "Leres [hujan dapat memicu awan panas]," kata Agus membenarkan.
Mengingat akan bahayanya, masyarakat diimbau Agus untuk menjauhi daerah potensi bahaya. "Masyarakat diimbau untuk menjauhi daerah bahaya yang direkomendasikan," tegasnya.
Sebelumnya Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman, Bambang Kuntoro mengingatkan masyarakat di area Gunung Merapi untuk waspada saat hujan terjadi di Area puncak. Hujan yang cukup tinggi di area puncak Gunung Merapi dikhawatirkan Bambang dapat mengikis kubah lava. Ketika kubah lava ambrol dapat menimbulkan bahaya seperti awan panas guguran.
"Kalau ambrol kan ada awan panas guguran nanti luncuran ke sungai, ke Krasak, Boyong dan lainnya," tandasnya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2025/01/27/1202297/liburan-garut.jpg)
Liburan ke Garut, Ini Lima Tempat Wisata Alam Tersembunyi yang Layak Dinikmati
Advertisement
Berita Populer
- Tetap Berlanjut, Proyek Pembangunan Jalan Alternatif Sleman-Gunungkidul Tak Terdampak Efesiensi Anggaran
- Puluhan Kendaraan Umum Terjaring Penertiban Dishub Jogja
- Puluhan Warga di Mlati Diduga Keracunan Setelah Mengikuti Arisan, Dinkes Sleman Periksa Sampel Makanan
- Terdampak Efesiensi Anggaran, Pengadaan Alat dan Mesin Pertanian di Sleman Terpaksa Ditunda
- Dianggarkan Rp1,4 Miliar, Program Padat Karya di Kota Jogja Digelar di Empat Lokasi
Advertisement
Advertisement