Advertisement
Waspada Kemarau Panjang! BMKG Ingatkan Daerah Rawan Kekeringan
![Waspada Kemarau Panjang! BMKG Ingatkan Daerah Rawan Kekeringan](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/05/1176861/kekeringan-ilustrasi-3.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA—Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Dwikorita Karnawati mengimbau kepada sejumlah pihak terkait agar mewaspdai potensi kemarau panjang selama tiga bulan ke depan. Ia menyarankan pentingnya optimalisasi operasi modifikasi cuaca dalam menghadapi kerawanan kekeringan dan kebakaran hutan dan lahan (karhutla).
Dwikorita memperkirakan kekeringan akan mendominasi wilayah Indonesia mulai Juni hingga September 2024. BMKG menekankan pentingnya optimalisasi operasi Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) untuk mengatasi kekeringan dan risiko karhutla.
Advertisement
BACA JUGA : Musim Kemarau, Pembudidaya Ikan Diminta Efisien Manfaatkan Air
"Beberapa lokasi mengalami hari tanpa hujan selama 31-60 hari, terutama di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Bali, NTB, NTT, dan Sulawesi Selatan. Modifikasi cuaca diperlukan di zona-zona berwarna coklat [curah hujan kurang dari 20 mm], terutama di Sumatera, Jawa, dan NTT, mulai Juni hingga September" Kata Dwikorita sebagaimana dikutip dari laman resmi BMKG.
BMKG memprediksi awal musim kemarau 2024 sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami musim kemarau dalam tiga bulan ke depan. Pada bulan Juni, musim kemarau diperkirakan akan melanda sebagian besar Pulau Sumatera, Banten, DKI Jakarta, Jawa Barat, Kalimantan Timur, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Gorontalo, Sulawesi Tenggara, Maluku bagian Kepulauan Aru dan Tanimbar, serta Papua dan Papua Selatan.
"Oleh karena itu, perlu adanya penguatan kapasitas modifikasi cuaca nasional, termasuk infrastruktur, sumber daya manusia dan dukungan dari berbagai kementerian dan lembaga," katanya.
BACA JUGA : Kemarau Panjang, Sumur Warga Pinggiran Wonosari Mengering
Potensi kebakaran di Sumatera, Kalimantan, Jawa, dan Nusa Tenggara cukup tinggi dengan beberapa titik panas yang terdeteksi. Koordinasi dan dukungan semua pihak sangat penting untuk mengatasi tantangan ini. Sebelum memasuki puncak musim kemarau, pemerintah melakukan penyemaian awan dan menurunkan hujan melalui teknologi modifikasi cuaca (TMC).
"Dilaporkan ada 6 provinsi prioritas yang sudah direncanakan untuk melakukan TMC, termasuk laporan dari seluruh provinsi yang sudah menjadi target pelaksanaan TMC," kata Menkopolhukam Hadi Tjahjanto.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/26/1179286/judi-online-freepik3.jpg)
Ribuan Anggota DPR dan DPRD Main Judi Online, PPATK Diminta Ungkapkan Datanya
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/22/1178793/pesawat.jpg)
Inilah Rute Penerbangan Terpendek di Dunia, Naik Pesawat Hanya Kurang dari 2 Menit
Advertisement
Berita Populer
- Anggaran Perbaikan Tanggul Penahan Ombak Pantai Baron Gunungkidul Diajukan, BKAD: Sekitar Rp200 Juta
- Polisi Tangkap Pemalsu Sertifikat Tanah yang Digadaikan ke Bank
- Ertiga Seruduk Bus Rombongan Wisatawan di Jalan Baron, 1 Orang Luka-Luka
- 3 SMK di Sleman Ini Terdampak Tol, Begini Nasibnya
- Anaknya Gagal PPDB Jalur Afirmasi, Orang Tua di Gunungkidul Datangi Kantor Dinas Pendidikan
Advertisement
Advertisement