Advertisement
Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemuka Agama Serukan Jogja Darurat Sampah
![Peringati Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Pemuka Agama Serukan Jogja Darurat Sampah](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/30/1179705/20240629_190805.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, JOGJA - Sejumlah pemuka agama menyerukan Jogja darurat sampah dalam peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia, Sabtu (29/6/2024) di Titik Nol KM. Mereka mengajak masyarakat luas untuk membangun kesadaran dalam menjaga lingkungan termasuk soal sampah.
Secara bergantian enam pemuka agama berorasi menyatakan keprihatinannya terhadap kondisi sampah di Jogja. Mereka menganggap masyarakat harus lebih peduli, lantaran menjaga kelestarian lingkungan dan peka dengan kondisi sosial masyarakat merupakan bagian dari menjalankan perintah agama.
Advertisement
Acara yang digagas oleh Aliansi Mahasiswa Nusantara itu juga diselingi dengan penampilan budaya. Selain lagu masyarakat adat, juga ditampilkan tari-tarian dengan pakaian adat nusantara serta fesyen show guna menarik simpati pengunjung di sekitar lokasi.
Ketua Aliansi Mahasiswa Nusantara Altingia Arie mengatakan, dalam peringatan hari Lingkungan Hidup Sedunia itu pihaknya menginisiasi gerakan elaborasi agama, budaya dan lingkungan. Menurutnya manusia, budaya, dan alam merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.
"Menjaga lingkungan sebagai kepedulian akan krisis iklim melalui agama dan gerakan kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dari memuliakan alam agar terjaga kelestarian alam," katanya.
BACA JUGA: Target Bersih-Bersih Timbunan Sampah 5.000 Ton di Kota Jogja Tak Tercapai
Salah satu tujuan kegiatan ini adalah menyosialisasikan krisis iklim kepada masyarakat secara luas untuk peduli lingkungan, terutama anak muda. Memaknai Hari Lingkungan Hidup sebagai aksi peran serta seluruh lini, baik masyarakat, pemuka agama, generasi muda, pelaku usaha, komunitas disabilitas, maupun pemangku kebijakan untuk peduli lingkungan.
Menurutnya, Jogja yang dikaruniai dengan kearifan lokal, budaya adat istiadat merupakan miniatur Indonesia. Pelibatan masyarakat, terutama generasi muda untuk kembali mencintai kearifan lokal yang terkandung dalam kebudayaan Indonesia diharapkan mampu melestarikan budaya sekaligus alam semesta serta mampu mengaplikasikan nilai-nilai agama untuk peduli lingkungan.
"Maka, dengan cara atau laku meramut budaya, meramut semesta yang kami ejawantahkan hari ini semoga menggerakkan kesadaran masyarakat dalam menjaga bumi tetap lestari, sekaligus menjadi role model masyarakat dunia dengan peduli terhadap lingkungan," pungkasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/07/01/1179908/bps-jateng.jpeg)
Kemiskinan di Jateng Turun 0,30 Persen, Pj Gubernur Jateng Minta Semua Pihak Tetap Bekerja Keras
Advertisement
Advertisement
Berita Populer
- Polisi Tangkap Lima Remaja Hendak Tawuran di Bantul, Pedang, Celurit hingga Bom Molotov Turut Disita
- Rencana Pembangunan TPS Sementara di Puncak Bucu, Srimulyo, Ditolak Warga
- UNISA Yogyakarta Gelar "2024 UNISA Yogyakarta Stakeholders' Gathering"
- Bawaslu DIY Ungkap Beban Kerja Berlebih Pantarlih, Khawatir Proses Coklit Tidak Maksimal
- Ramaikan Pasar dan Fasilitasi Desa Rintisan Budaya, Disbud Bantul Gandeng DKUKMPP
Advertisement
Advertisement