Advertisement

Promo November

30 Kalurahan di Bantul Sudah Mampu Mengolah Sampah Mandiri

Ujang Hasanudin
Senin, 31 Juli 2023 - 09:17 WIB
Sunartono
30 Kalurahan di Bantul Sudah Mampu Mengolah Sampah Mandiri Ilustrasi pengolahan sampah. - Pixabay

Advertisement

Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bantul mencatat sampai saat ini baru 30 kalurahan dari total 75 kalurahan yang memiliki tempat pengolahan sampah mandiri melalui biaya atau anggaran kalurahan. Namun dari jumlah tersebut belum semuanya berjalan dengan baik.

Kepala DLH Bantul, Ari Budi Nugroho mengatakan sebenarnya tiap kalurahan di Bantul diharapkan memiliki tempat pengolahan sampah mandiri dengan sistem TPS 3R, yakni Reduce, Reuse, Recycle. Sehingga dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Piyungan.

Advertisement

BACA JUGA : Sampah Jogja Sudah Mulai Dikirim ke TPA Piyungan

Namun yang baru terbentuk melalui Badan Usaha Milik Kalurahan (BUMKal) dengan unit usaha pengolahan sampah sebanyak 30 kalurahan. Ia tidak menyebut kalurahan mana saja, akan tetapi dari 30 kalurahan tersebut tidak semuanya berjalan baik. “Kondisi bervariasi, ada yang baik, ada istilahnya biasa saja,” katanya, Rabu (26/7/2023).

Dari 30 kalurahan tersebut diakuinya, ada beberapa kalurahan yang patut menjadi contoh penanganan sampah mandiri berbasis kawasan. Bukan hanya mengelola sampah tingkat kalurahan, namun bisa menampung sampah dari kalurahan lainnya seperti yang dikelola oleh kalurahan Panggungharjo (Kapanewon Sewon), Baturetno (Banguntapan), Karangtengah (Imogiri), Guwosari (Pajangan), Panjangrejo (Pundong), dan Murtigading (Sanden).

Tempat Pengolahan Sampah (TPS) mandiri berbasis kawasan cukup bagus karena bisa menangani lebih dari satu kalurahan. “Kami petakan dari 30 kalurahan yang menangani sampah berbasis kawasan ada delapan TPS,” katanya.

Keberadaan TPS mandiri dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPA Regional Piyungan. Ari mengklaim Bantul sudah dapat mengurangi volume sampah yang dibuang ke TPA Regional Piyungan sekitar 30ton dalam sehari.

Bantul menargetkan sekitar 80 ton dari total sekitar 180 ton volume sampah harian dapat dikurangi.  Pengurangan volume sampah tersebut karena sampah dapat dikelola di tingkat kalurahan sampah tingkat paling hulu, yakni rumah tangga.

BACA JUGA : TPA Piyungan Ditutup, PKB: Momentum Perbaikan Pengelolaan Sampah

Bupati Bantul, Abdul Halim Muslih mengungkapkan penutupan TPA Regional Piyungan membawa hikmah tersendiri karena memaksa pemerintah kabupaten dan masyarakat untuk mengolah sampah mandiri dari tingkat rumah tangga sampai kalurahan.

Kendala dalam pengolahan sampah itu karena budaya masyarakat yang belum bisa memilah sampah antara sampah organik dan sampah non organik sehingga sampah tecampur dan harus dipilah-pilah kembali. “Terutama sampah organik dicampur dengan nor organik. Sisa makanan selama ini dicampur akhirnya pemilahan jadi sulit,” ujarnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Berita Lainnya

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Inaplas Sebut Ekonomi Sirkular Bisa Jadi Solusi Sampah Plastik

News
| Selasa, 26 November 2024, 14:37 WIB

Advertisement

alt

Ini Lima Desa Wisata Paling Mudah Diakses Wisatawan Menurut UN Tourism

Wisata
| Selasa, 19 November 2024, 08:27 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement