Advertisement
Ribuan Hektare Lahan Pertanian di Gunungkidul Terancam Gagal Tanam

Advertisement
Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL—Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Kabupaten Gunungkidul mengaku anomali cuaca mengakibatkan dampak pada sektor pertanian. Hujan yang diprediksi turun bulan Desember 2023 secara merata nyatanya tidak terjadi. Situasi ini memunculkan ancaman gagal tanam terhadap puluhan hektar lahan persawahan utamanya di wilayah selatan Bumi Handayani.
Kepala DPP Gunungkidul, Rismiyadi mengatakan kelompok-kelompok tani (KT) di wilayah selatan sudah ada yang mulai menanam padi menyusul jadwal musim tanam (MT) I di bulan November 2023.
Advertisement
“Untuk daerah selatan yang notabene mengandalkan curah hujan itu ada beberapa potensi [ancaman]. Dulu petani ngawu-awu sudah tebar benih, saat ini malah masih menunggu hujan. Kalau akhir Desember atau awal Januari 2024 tidak hujan ada kemungkinan tanaman mati,” kata Rismiyadi ditemui di kantornya, Rabu (20/12/2023).
Rismiyadi mengatakan petani di tiap wilayah memiliki perilaku yang berbeda-beda. Beberapa petani akan menanam menyesuaikan musim tanam atau sesuai jadwal. Sedangkan beberapa petani lain menunggu curah hujan turun secara teratur terlebih dahulu guna memastikan ketersediaan air.
Dia menerangkan petani yang lahan garapannya terletak tidak jauh dari keberadaan sumur bor dapat menggunakan itu guna mengairi lahan. DPP Gunungkidul juga akan menerbitkan rekomendasi pembelian BBM untuk menghidupkan diesel guna menarik air dari sumber air sekitar lahan persawahan.
“Wilayah selatan sementara ini masih mengandalkan curah hujan [untuk pertanian]. Kalau membuat sumur bor tidak keluar airnya,” katanya.
Guna menyediakan air bagi sektor pertanian, DPP juga sedang membangun lima embung antara lain di Kalurahan Katongan, Nglipar; Gari dan Wareng di Kapanewon Wonosari. Lalu dua lainnya dibangun di Kalurahan Kepek, Saptosari dan Girisekar, Kapanewon Panggang.
BACA JUGA: Masa Tanam Padi, Dinas Pertanian Gunungkidul Targetkan 48 Hektare
Lebih jauh, Rismiyadi mengaku jajarannya telah mengeluarkan surat edaran (SE) ke tiap kapanewon mengenai imbauan sosialisasi kepada para petani agar mereka lebih cermat dalam menentukan waktu tanam.
“Kadang ada hujan deras dalam satu hari, petani buru-buru menanam. Padahal seterusnya tidak hujan. El-Nino memang membuat dampak secara nasional,” ucapnya.
Sub Koordinator Substansi Produksi Tanaman Pangan DPP Gunungkidul, Danang Sutopo mengatakan sudah ada lahan seluas 9.409 hektar yang ditanami padi khusus bulan November 2023 untuk zona utara dan selatan. Sementara pada awal bulan Desember sampai tanggal (19/12/2023) sudah ada 8.738 hektar yang sudah ditanami padi.
“Kami kan sudah merencanakan target tanam, untuk padi ada 33.234 hektar target tanam bulan November 2023. Tapi karena curah hujan tidak menentu, musim tanam mundur. Bulan November kemarin baru ada 9.409 hektar yang sudah ditanami,” kata Danang.
Danang mengaku selain padi, petani juga telah menanam jagung di lahan seluas 10.422 hektar di zona utara dan selatan. Lalu pada awal bulan Desember sampai tanggal (19/12/2023) sudah ada 6.087 hektar yang sudah ditanami jagung. Tidak hanya itu, petani juga telah menanam kedelai dengan luasan 2 hektar dari target tanam musim hujan (MH) I seluas 50 hektar.
Dengan begitu apabila sampai akhir tahun 2023 hujan tidak turun maka tanaman padi akan gagal tanam, lalu jagung akan terdampak dari sisi produksi. Berbeda dengan dua komoditas tersebut, tanaman kedelai tidak akan mengalami gangguan karena waktu tanam dilakukan ketika hujan lebat selain karakteristik kedelai.
“Kedelai kan tanaman palawija yang hanya memerlukan sedikit air. Kalau untuk jagung seandainya seminggu ke depan tidak hujan akan mempengaruhi produksi. Produksi jagung jadi sangat rendah karena kekurangan air. Kalau untuk padi, menurut informasi petugas lapangan, apabila seminggu ke depan ada hujan maka tanaman padi aman,” ucapnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
Berita Pilihan
Advertisement

Argo Bromo Anjlok, Beberapa Perjalanan KA di Semarang Dibatalkan
Advertisement

Wujudkan Pariwisata Berbasis Budaya, InJourney dan Kementerian Kebudayaan Sinergi Melakukan Pengelolaan Kompleks Candi Borobudur
Advertisement
Berita Populer
- PSIM Jogja Belum Penuhi Dua Persyaratan untuk Menyewa Stadion Maguwoharjo
- Polres Bantul Minta Masyarakat Waspadai Bahaya Judi Online
- Gunungkidul Alami Deflasi 0,05% pada Juli 2025
- Disperindag Sleman Sidak Toko Penjual Beras Diduga Oplosan di Maguwoharjo, Ini Hasilnya
- Star FM, Ignite The Spark, Semangat Menyala di Usia 16 Tahun
Advertisement
Advertisement