Advertisement

Pemkab Kulonprogo Ambil Sampel Air Sumur Warga Diduga Tercemar Tambang Pasir

Hafit Yudi Suprobo
Senin, 31 Januari 2022 - 19:57 WIB
Bhekti Suryani
Pemkab Kulonprogo Ambil Sampel Air Sumur Warga Diduga Tercemar Tambang Pasir Uji sampel air sumur di Dusun Wiyu, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo, yang dilakukan oleh Balai Lingkungan Hidup DLHK DIY, pada Senin (31/1/2022) - Harian Jogja/Hafit Yudi Suprobo

Advertisement

Harianjogja.com, KULONPROGO—Warga di sejumlah desa di Kecamatan Nanggulan, Kulonprogo resah aktivitas tambang pasir di Sungai Progo menyebabkan kerusakan lingkungan. Pemerintah turun tangan mengambil sampel air sumur yang diduga tercemar karena penambangan pasir. 

Salah satu warga Dusun Wiyu, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo, Yuliana, 39, mengatakan aktivitas penambangan yang berada tak jauh dari tempat tinggalnya berdampak terhadap sejumlah kerusakan lingkungan.

Advertisement

"Kami benar-benar merasakan pencemaran [atas aktivitas penambangan pasir di Kali Progo] saat bulan Desember tahun lalu ya jelang musim hujan. Air sumur kami keruh. Sehingga, tidak bisa dikonsumsi," kata Yuliana saat turun ke lokasi penambangan pasir pada Senin (31/1/2022).

Dikatakan Yuliana, aktivitas penambangan yang disinyalir menjadi biang keruhnya air sumur membuat dirinya dan sejumlah warga membeli air bersih. Baik untuk dikonsumsi maupun untuk keperluan sehari-hari seperti mandi. 

"Kami rela bahkan sampai harus beli air bersih. Kami tidak ingin ada aktivitas penambangan dengan alat berat. Akibat penambangan pasir, masyarakat resah. Semuanya bubrah ya baik dari segi sosial maupun ekonomi masyarakat," ungkap Yuliana.

Warga lainnya, Suburiah, 64, warga dusun Pundak Wetan, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo, mengatakan dampak dari aktivitas penambangan pasir yang melanggar aturan bahkan menyasar ke Program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Program Pamsimas) milik warga.

"Sumber air Pamsimas yang mencukupi kebutuhan air bersih sekitar 300 keluarga bahkan menurun drastis. Terlebih, kalau pas kemarau kebutuhan air warga tidak tercukupi karena sumur air Pamsimas milik warga menurun signifikan," terang Suburiah.

Sejumlah warga dari empat wilayah yakni Dusun Wiyu, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo, Dusun Pundak Wetan, Kalurahan Kembang, Kapanewon Nanggulan, Kulonprogo, Dusun Jomboran, Kalurahan Sendangagung, Sleman, dan Dusun Nanggulan, kalurahan Sendangagung, Sleman pada Senin (31/1/2022) memang melakukan aksi turun ke kawasan penambangan.

Warga menentang aksi penambangan yang diduga dilakukan oleh sejumlah perusahaan pertambangan pasir yang beroperasi di Kali Progo. Di waktu yang sama, sejumlah instansi baik DLH Kulonprogo, DLHK Provinsi DIY, juga turut melakukan tinjauan lapangan.

Uji sampel air sumur juga dilakukan di empat titik dan satu Pamsimas milik warga di Kulonprogo. Hal tersebut dilakukan untuk melihat dampak pencemaran air sumur yang diduga berasal dari aktivitas penambangan pasir. Hasilnya sendiri berdasarkan penuturan petugas akan terlihat selama 20 hari kerja.

BACA JUGA:Jelang Lawan Persik Kediri, 3 Pemain PSS Sleman Positif

Kabid Penaatan, Kajian dan Pengembangan Kapasitas DLHK DIY, Agustinus Ruruh Haryata, mengatakan jawatannya ikut melihat kondisi air sumur yang diduga tercemar imbas dari aktivitas penambangan yang dilakukan oleh sejumlah korporasi tambang.

"Laporan dari warga di Kapanewon Nanggulan ke DLH Kulonprogo kemudian diteruskan ke kami. Kami memutuskan untuk turun ke lapangan. Memang kewenangan untuk memeriksa Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup dan Upaya Pemantauan Lingkungan Hidup (UKL-UPL) dan pembahasannya memang ada di provinsi ya," kata Ruruh.

Ruruh menegaskan tindakan cepat dilakukan jawatannya merespons keluhan dari warga. Uji sampel air sumur warga menjadi upaya cepat yang dilakukan oleh DLHK DIY. Terlebih, DLHK DIY sendiri punya balai laboratorium lingkungan hidup sendiri.

"Setahu kami tiga aktivitas penambangan di wilayah Nanggulan ini berizin semua ya. Uji sampel air sumur adalah aspek lingkungan yang secara cepat bisa kita lakukan. Ada lima titik air sumur yang kita uji dan sudah diambil sampelnya untuk dilihat di laboratorium. Empat merupakan sumur warga dan satu merupakan Pamsimas," terang Ruruh.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

Kejagung Tetapkan 5 Tersangka Baru Kasus Korupsi Timah, Bos Maskapai Penerbangan Terlibat

News
| Sabtu, 27 April 2024, 07:47 WIB

Advertisement

alt

Sandiaga Tawarkan Ritual Melukat ke Peserta World Water Forum di Bali

Wisata
| Sabtu, 20 April 2024, 19:47 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement