Advertisement

Merawat Air untuk Masa Kini dan Mendatang

Media Digital
Rabu, 19 Juni 2024 - 18:17 WIB
Sunartono
Merawat Air untuk Masa Kini dan Mendatang Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo. - Istimewa.

Advertisement

SLEMAN—Pemerintah Kabupaten Sleman berkomitmen mendukung peningkatan kualitas tata kelola air serta mengatasi krisis air global. Hal tersebut sejalan dengan berbagai isu yang dibahas dalam pertemuan World Water Forum ke-10 di Bali yang tentu berfokus pada isu air secara global khususnya kebijakan negara-negara dunia dalam tata kelola air dan sanitasi.

Bupati Sleman, Kustini Sri Purnomo menjelaskan bahwa secara geografis Kabupaten Sleman memiliki peran penting dan strategis dalam pengelolaan air khususnya di Daerah Istimewa Yogyakarta. Hal ini dikarenakan Sleman menjadi daerah hulu bagi wilayah Kota Yogyakarta dan Kabupaten Bantul. 

Advertisement

"Apabila pengelolaan air di Sleman kurang baik maka tidak hanya berdampak bagi masyarakat Sleman saja, namun juga berdampak juga pada masyarakat yang berada di dua wilayah tersebut yang notabene merupakan wilayah hilir," katanya, Rabu (19/6/2024).

Untuk melakukan tata Kelola air dengan baik, lanjut Kustini, Pemkab Sleman melalui Dinas Pekerjaan Umum, Perumahan dan Kawasan Permukiman terus berupaya meningkatkan daya dukung dalam ketersediaan dan pemanfaatan air melalui pengembangan serta pengelolaan bendung, embung dan mata air sebagai sarana pemanfaatan air sekaligus kelestarian keberadaan air.

Tak hanya itu, Pemkab Sleman juga melakukan pengelolaan dan pengembangan sistem jaringan irigasi sebagai optimalisasi pemanfaatan air yang tersedia sehingga diharapkan memiliki dampak signifikan terhadap ketahanan pangan nasional.

"Mengelola air tidak hanya terbatas dalam mengelola air itu sendiri namun Pemkab Sleman juga turut memberikan edukasi dan pemahaman kepada Sumber Daya Manusia nya dalam hal ini masyarakat/lembaga melalui kegiatan pembinaan serta pemberdayaan kelembagaan Sumber Daya Air, sarasehan Hari Air dan Gerakan Irigasi Bersih," papar Kustini.

Dia mengatakan bahwa potensi Sumber Daya Air Sleman terbilang cukup besar. Hal tersebut didukung dengan berbagai sarana prasarana dan lembaga yang cukup banyak dan merata di seluruh wilayah Kabupaten Sleman. Kabupaten Sleman memiliki 875 unit Bendung, 29 unit Embung, 373 unit Mata Air dan Sumur Pompa sebanyak 57 unit.

Selain itu, juga terdapat kelembagaan seperti Kelembagaan GP3A (Gabungan Perkumpulan Petani Pemakai Air) berjumlah 24 kelompok, Kelembagaan P3A (Perkumpulan Petani Pemakai) sebanyak 555 kelompok, Kelembagaan OPPE (Organisasi Petani Pengelola Embung) berjumlah 19 kelompok serta Kelembagaan OPMA (Organisasi Pengelola Mata Air) sejumlah 49 kelompok.

Potensi Sumber Daya Air yang terbilang cukup besar tersebut harus didukung dengan kebijakan tata kelola yang baik dan maksimal. "Upaya pengelolaan dan menjaga kelestarian air di Kabupaten Sleman tidak hanya menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah saja, namun juga menjadi tanggung jawab bersama seluruh warga masyarakat Sleman karena air merupakan salah satu kebutuhan pokok yang tidak tergantikan dalam kehidupan makhluk hidup," ujarnya.

Terdapat lebih dari 370an mata air yang terdata dan dipantau keberadaannya oleh Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman. Keberadaan mata air-mata air tersebut seluruhnya dimanfaatkan oleh masyarakat baik digunakan untuk kebutuhan rumah tangga, pertanian, budaya, dan juga pariwisata. 

Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Sleman melalui anggaran APBD maupun program tanggungjawab sosial perusahaan melakukan konservasi lingkungan dengan penanaman pohon di area mata air dan juga bantaran sungai sebagai upaya penguatan ekosistem lingkungan.

Dalam upaya penguatan tata Kelola air yang baik, pada tanggal 22 Juni mendatang Pemerintah Kabupaten Sleman menyelenggarakan saresehan untuk memaknai diperingatinya Hari Air Sedunia. "Bukan saja unsur pemerintah saja, tetapi masyarakat pemerhati lingkungan dan juga pelaku budaya juga dilibatkan untuk menumbuhkan rasa hadarbeni atas tanggung jawab tata kelola air yang baik, untuk saat ini dan juga masa mendatang," kata Kustini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Advertisement

Harian Jogja

Video Terbaru

Advertisement

Harian Jogja

Berita Terbaru

Advertisement

Advertisement

Harian Jogja

Advertisement

Berita Pilihan

Advertisement

alt

BNPB: 12 Orang Meninggal Akibat Tanah Longsor Tambang Ilegal Solok

News
| Sabtu, 28 September 2024, 20:27 WIB

Advertisement

alt

Menyusuri Assos, Permata di Aegean Utara Turki

Wisata
| Sabtu, 28 September 2024, 01:37 WIB

Advertisement

Advertisement

Advertisement