Advertisement
Hingga 10 Juni 2024, Sudah Ada 582 Kasus DBD di Bantul, Minus Kematian
![Hingga 10 Juni 2024, Sudah Ada 582 Kasus DBD di Bantul, Minus Kematian](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/11/1177591/demam-berdarah.jpg)
Advertisement
Harianjogja.com, BANTUL—Dinas Kesehatan (Dinkes) Bantul mencatat hingga 10 Juni 2024 sudah ada 582 kasus demam berdarah dengue (DBD) di wilayahnya. Jumlah tersebut, lebih tinggi dibandingkan kasus DBD pada 2023 yang mencapai 130 kasus.
Kepala Bidang Penanggulangan Penyakit (P2P) Dinkes Bantul, Samsu Aryanto mengungkapkan 582 kasus DBD tersebut terdiri dari 25 kasus pada Januari 2024, 80 kasus pada Februari 2024, 113 kasus pada Maret 2024 dan April 2024 ada 165 kasus DBD. Sementara Mei 2024 ada 168 kasus, dan Juni 2024 sudah ada 12 kasus DBD. Jumlah itu, diakui Samsu meningkat dibandingkan 2023. Di mana pada 2023 ada 130 kasus DBD.
Advertisement
"Iya meningkat dibandingkan tahun lalu. Tapi, sampai saat ini kami mencatat belum ada yang meninggal karena DBD," kata Samsu, Selasa (11/6/2024).
Menurut Samsu, jika dilihat dari sebaran kasus DBD tertinggi ada di Kapanewon Pleret dan terendah di Kapanewon Kretek. Sedangkan, dari segi usia yang terserang, Samsu menyatakan semua usia.
Baca Juga
DBD di Temanggung Merebak hingga 1.023 Kasus, 2 Meninggal Dunia
Waspada! Tren Kasus DBD di Sleman Meningkat
Kasus DBD di Bantul Meningkat Tajam, Dinkes Minta Masyarakat Lakukan PSN dan PHBS
Untuk mencegah peningkatan kasus, saat ini, kata Samsu, pihaknya melakukan berbagai upaya, salah satunya adalah penyediaan alat rapid diagnostik test (RDT) NS1 combo guna mendeteksi awal DBD. Selain itu, Dinkes juga menguatkan sosialisasi pencegahan di tingkat masyarakat. Selain itu, Dinkes juga menerapkan pengasapan untuk kawasan yang indikasi penularan DBD-nya tidak wajar.
Kepala Dinkes Bantul, Agus Tri Widiantoro menilai salah satu faktor tingginya kasus DBD adalah kepadatan penduduk di wilayah tersebut dan juga ada kemungkinan adanya tempat perindukan nyamuk di wilayah tersebut. "Untuk itu, kami akan melakukan penyelidikan epidemiologi," kata Agus.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Berita Lainnya
- The Sunan Hotel Solo Gelar Talkshow tentang Kesehatan Mental di D’Pool Bar
- Nova Arianto Sebut Timnas U-16 Sempat Gugup meski Menang 3-0 atas Singapura
- Imigrasi Tambah Personel Tangani Kendala Sistem Perlintasan Bandara Soetta
- Ini Daftar Korban Meninggal Mobil Pajero Tabrak Truk di Tol Semarang-Batang
Berita Pilihan
Advertisement
Advertisement
![alt](https://img.harianjogja.com/posts/2024/06/20/1178614/satai.jpg)
Libur Iduladha, Warung Satai Klathak di Jogja Ini Diserbu Wisatawan
Advertisement
Berita Populer
- Festival Kampung Wisata Angkat Potensi dan Keunikan Pariwisata Jogja
- Pemda DIY Cetak Wirausaha Muda Lewat Saka Wirausaha
- 2 Pasangan Kepergok Mesum di Lapangan Denggung, Salah Satunya Lagi Berduaan di Ruang Bermain Anak
- Pilkada Kota Jogja 2024, Heroe Sebut Belum Tentukan Arah Koalisi
- Satu Kandang Sapi di Poncosari Srandakan Terbakar, Kerugian Capai Puluhan Juta Rupiah
Advertisement
Advertisement